JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono mengatakan, pihaknya akan melakukan penyerapan beras yang berasal dari hasil petani lokal.
Dia bilang, pihaknya merencanakan penyerapan sebanyak 600.000 ton.
“Kami sedang dan akan melakukan pengadaan dalam negeri sebanyak 600.000 ton, mudah-mudahan minta doanya untuk penyanggah seluruh Indonesia bisa kita peroleh dengan harga yang sesuai dengan kebutuhan, termasuk Beras PSO dan komersial,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 26 September.
Wahyu mengatakan harga patokan penjualan (HPP) beras di gudang Bulog adalah Rp11.000 per kilogram (kg) untuk beras PSO. Terkait dengan beras komersial, Wahyu meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan kebijakan fleksibilitas harga.
“Jadi harapannya tentu kita minta pengarahan dari Bapak Kepala Badan Pangan Nasional akan memberikan bentuk fleksibiltas tapi dengan periode tertentu,” ujarnya.
“Supaya kita bisa ajak Perpadi, HKTI dan KTNA dan asosiasi lainnya supaya bersama-sama berkontribusi dalam penguatan stok dengan harga yang bagus seperti Bapak Presiden sampaikan baik ditingkat petani dan penggilingan,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyampaikan melalui bantuan pangan beras juga ikut mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kesejahteraan petani dalam negeri.
Arief mengatakan, hal ini dikarenakan Bulog ditugaskan untuk melakukan penyerapan beras yang berasal dari hasil petani lokal.
Sejak 2022, realisasi penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog terus meningkat.
“Pemerintah selama ini konsisten menjaga kesejahteraan petani dalam negeri. Badan Pangan Nasional bersama Bulog membantu penyerapan produksi beras hasil petani kita yang kemudian kita salurkan ke berbagai program intervensi, termasuk bantuan pangan beras seperti hari ini,” terang Arief.
BACA JUGA:
Arief bilang, realisasi penyerapan beras dalam negeri Bulog pun kian meningkat.
Grafiknya itu di 2022 capai 994.000 ton. Lalu 2023 berhasil sampai 1 juta ton.
“Nah di tahun ini sampai minggu ketiga September sudah 908.000 ton, sehingga kita bisa optimis di akhir 2024 nanti, penyerapan Bulog bisa terus meningkat,” tandasnya.