JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan impor beras akan tergantung dengan kondisi produksi di tingkat petani. Kata dia, bila produksi di dalam negeri membaik, maka impor beras tidak akan dilakukan.
Seperti diketahui, Perum Bulog bakal impor beras 1 juta ton dari China. Rencana importasi ini, sebagai tindak lanjut dari kontrak kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping terkait suplai beras ke Indonesia.
“Tergantung, kalau produksi di dalam negerinya bagus ya kita tidak impor,” ujar Erick usai meninjau operasi pasar beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu, 4 Oktober.
Namun, kata Erick, diperkirakan produksi beras pada Desember tahun ini akan menurun. Kata dia, hal tersebut bisa terjadi lantaran siklus produksi beras tersebut.
Apalagi, sambung Erick, fenomena El Nino juga menyebabkan tingkat cuaca di dalam negeri yang sangat panas. Sehingga berdampak pada produksi beras dalam negeri.
“Tapi data-data itu melihat ada penurunan di Desember, selalu itu, siklusnya selalu penurunan. Apalagi kalau kita lihat suhu sekarang panas ya, di Asia tenggara itu 35-an, di India, pakistan itu 40-an,” ucapnya.
SEE ALSO:
Sebagai antisipasi fenomena alam ini, lanjut Erick, pemerintah mengusulkan beberapa opsi alternatif, salah satunya impor 1 juta ton beras dari Negeri Tirai Bambu Tersebut.
“Yang harus kita antisipasi, produksi terus didorong tetapi, stok juga terus kita dorong jangan sampai harga beras terus melonjak, kita cari solusi, kerja sama, bukan ngomong-ngomong tidak ada solusinya, Presiden memastikan harus ada solusi, itu yang kita dorong,” tutur dia.
Sekadar informasi, Bulog belum mendapat penugasan pemerintah untuk kembali mendatangkan 1 juta ton beras dari China. Bulog saat ini masih menjalankan tugas untuk mendatangkan 2 juta ton beras sepanjang tahun ini.