Progres Bantuan Pangan Beras Tahap Kedua Sudah 59 Persen
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bantuan pangan beras tahap kedua telah tersalurkan mencapai lebih dari 59 persen.

Kata Arief, bantuan pangan ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga stabilisasi harga pangan agar daya beli masyarakat dan inflasi pangan tetap terkendali.

“Saat ini bantuan pangan tahap kedua telah tersalurkan mencapai 59,89 persen. Sehingga diharapkan dapat berfungsi sebagai bantalan yang keberadaannya sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya bagi 21,3 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM),” ungkapnya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 26 September.

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan, sejak pertama diluncurkan pada 11 September 2023 sampai dengan 23 September 2023, bantuan pangan beras tahap kedua sudah tersalurkan sebanyak 120.275 ton yakni 59,89 persen untuk alokasi Bulan September di 38 provinsi.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, upaya intervensi ini harus terus dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat berpendapatan rendah dan menekan laju kenaikan harga beras. Tentunya hal ini akan berdampak pada pengendalian inflasi,” tegasnya.

Selanjutnya, dalam rangka stabilisasi harga beras serta antisipasi terus berlanjutnya kenaikan harga di tingkat konsumen, Badan Pangan juga terus mendorong percepatan penyaluran beras SPHP sebanyak 784.000 ton melalui SIGAP SPHP.

Kemudian juga penyaluran cadangan beras pemerintah di Pasar Induk Beras Cipinang dengan target total 4.500 ton serta gerakan pangan murah yang juga terus digencarkan di berbagai wilayah.

Dia mengaku, bantuan pangan ini sudah dijalankan sampai dengan tiga bulan ke depan untuk memberikan prioritas kepada saudara saudara kita masyarakat yang memang memerlukan segera bantuan beras.

“Kemudian gerakan pangan murah ini juga terus dilaksanakan dan di pasar pasar juga digelontorkan baik di PIBC sebagai barometer nasional dan pasar tradisional maupun modern sehingga nanti memberikan alternatif konsumen untuk membeli beras SPHP dengan harga 10.900 per kg,” jelasnya.

Langkah intervensi yang dilakukan Badan Pangan bersama Perum Bulog dengan membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog berdampak pada tren penurunan harga beras medium (IR 64 III) secara gradual pertanggal 22 September 2023 menyentuh harga Rp.11.861 per kg.

Data BPS menyebutkan pada Agustus 2023, Beras memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,05 persen dan secara akumulatif, hingga Agustus 2023, beras mengalami inflasi sebesar 7,99 persen (Agustus, y-to-d).

“Kondisi saat ini memang hampir semua negara mengalami kenaikan harga pangan, namun Indonesia termasuk yang dalam batas masih bisa dikendalikan, ini yang harus kita jaga bersama,” ungkap Arief.

Bantuan pangan beras ini akan digelontorkan selama tiga bulan yaitu September, Oktober, dan November 2023, dan setiap KPM mendapatkan 10 kg beras dalam tiga kali penyaluran.

Adapun total bantuan pangan beras yang digelontorkan mencapai 640.000 ton.

Arief berharap, penyaluran bantuan pangan beras ini dapat tersalurkan sesuai target untuk memberi tekanan pada harga beras di pasar dan mampu kendalikan tingkat inflasi secara nasional.