Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sudah menyentuh angkat sekitar 11 persen.

Data ini didapat, usai Erick melakukan kunjungan kerja ke PIBC, Jakarta Timur, bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA), Perum Bulog, dan ID Food.

“Tadi kan dijelasin sudah turun 11 persen,” katanya kepada wartawan di PIBC, Jakarta Timur, Rabu, 4 Oktober.

Terkait dengan masih tingginya harga beras di pasaran, kata Erick, penurunan harga akan terjadi secara bertahap seiring dengan banyaknya stok yang bergulir di pasaran.

Erick menjelaskan, ketika harga beras mahal, stok di PIBC ada sekitar 21.000 ton.

Kemudian, stok tersebut terus ditambah hingga mencapai 31.000 ton saat ini.

“Kan bertahap ya. Tadi kan didampaikan bahwa dulu stoknya itu cuma 21.000, presiden mendorong sampai 35.000, sekarang dengan stok 31.000 sudah turun 11 persen,” jelasnya.

Terkait stok beras, Erick mengatakan, yang saat ini dikuasai Bulog jumlahnya sudah mencapai 1,7 juta ton.

Angka ini akan bertambah pada November 2023 mendatang menjadi 2 juta ton.

“Memang terus kita intervensi, tapi seperti tadi disampaikan bahwa stok beras sudah ada 1,7 juta (ton) di Bulog, akhir November (menjadi) 2 juta (ton). Tapi ini tidak bisa kita kerja sendiri-sendiri, masyarakat, pedagang, pemerintah harus semua pro rakyat, supaya apa? Harganya baik,” katanya.