Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menegaskan jika masa depan industri hulu migas Indonesia masih cerah.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan masa depan cerah industri hulu migas bisa terlihat dari banyaknya proyek yang saat ini tengah digarap dan akan mendapatkan hasilnya beberapa tahun yang akan datang.

"Untuk tahun ini hingga September ada lima proyek on-stream dari total 11 proyek yang digarap dengan total investasi sebesar 709 juta dolar AS," ujar Nanang kepada media, Sabtu 30 September.

Nanang merinci sebagian besar proyek tersebut adalah proyek gas yakni sebanyak enam proyek dengan total estimasi tambahan produksi mencapai 454 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Lalu ada lima proyek minyak dengan total kapasitas tambahan produksi mencapai 19,1 ribu barel per hari (BPH).

Selanjutnya ada enam proyek hulu migas strategis yang juga sedang digarap. Pertama adalah Mako dikerjakan oleh Conrad Asia, lalu ada Hidayah yang tengah digarap Petronas Carigali Madura II Ltd, proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Developer (IDD) yang sekarang sudah resmi akan dilanjutkan pengelolanya oleh ENI.

Proyek berikutnya adalah Abadi gas Masela. Kemudian ada Tangguh train 3 serta Proyek Asap Merah Kido, yang dikerjakan oleh Genting Oil.

"Keenam proyek ini bakal jadi andalan dalam mengerek investasi maupun produksi migas di masa yang akan datang," imbuh Nanang.

Tak hanya itu, lanjut Nanang, dalam LTP juga ada proyeksi penambahan produksi dari kegiatan produksi lanjutan Enhanced Oil Recovery (EOR).

Ada 12 proyek EOR yang sedang digarap dengan total estimasi tambahan cadangan sebesar 950 juta barel setara minyak dan estimasi biaya investasi mencapai 4,61 miliar dolar AS.

Dengan banyaknya pekerjaan menanti, menurut Nanang, Industri migas Indonesia terus tumbuh dan akan dirasakan hasilnya dalam beberapa tahun akan datang.

"Ini menujukkan industri hulu migas growing (tumbuh), banyak yang bilang hulu migas sudah sunset decline dan sebagainya, jangan lihat saat ini tapi demand ke depan seperti apa," pungkas Nanang.