Bagikan:

BALI - Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal harga minyak dunia yang terus meningkat.

Pada Jumat, 15 September lalu, harga minyak Brent melonjak menjadi 94 dolar AS per barel dan menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2023.

Dengan adanya tren peningkatan ini, Sri Mulyani mengaku diringa akan terus berkoordinasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk tetap menjaga ketahanan dan keamanan serta subsidi energi di tengah meningkatnya harga minyak.

"Jadi kita akan terus menghitung secara bersama dengan Menteri ESDM dan Pak Erick dari BUMN, bagaimana kita bisa menjaga stabilitas harga, produksi naik dari sisi upstream-nya, dan juga dari sisi downstream-nya kita akan lebih mentargetkan subsidi supaya lebih tepat sasaran. Itu menjadi salah satu PR yang harus kita lakukan, beber Sri Mulyani saat ditemui awak media pada gelaran The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu, 20 September.

Ia menjelaskan, permasalahan tren peningkatan harga ini juga sudah dibahas bersama DPR RI dan Kementerian Keuangan akan terus memantau hal tersebut.

Bendahara negara ini bilang, tren peningkatan ini didorong oleh kongsi OPEC+ Saudi dan Rusia yang secara khusus mengendalikan dan menurunkan jumlah produksinya, sementara permintaan minyak dunia masih cukup tinggi.

"Jadi, kita lihat ini akan jadi salah satu tren yang harus kita monitor secara terus menerus. Karena pengaruhnya kepada APBN seperti yang saya sampaikan, baik dari penerimaan pajak maupun dari PNBP. Di sisi lain juga kebutuhan energi di Indonesia dengan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pasti akan meningkat terus," pungkas Sri Mulyani.