Minyak Goreng Mahal, Solar Langka, Harga LPG 3 Kg Bakal Naik, Siapa Sangka Pengamat Bilang Begini: Pemerintah Pelit, Kata Sri Mulyani Indonesia Kelebihan Uang
Ilustrasi pasar tradisional di tengah krisis minyak goreng, langkanya BMM solar, dan potensi kenaikan LPG 3 k. (Antaranews)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menilai krisis minyak goreng, langkanya bahan bakar minyak (BMM) solar, dan potensi kenaikan LPG 3 kg dalam waktu dekat akibat dari kebijakan pemerintah yang pelit akan kepemilikan uang di Tanah Air.

Menurut Rocky, saat ini rakyat terbebani dalam memenuhi kebutuhan hidup dasar lantaran harga-harga yang melonjak. Namun di satu sisi, pemerintah mendapat pemasukan luar biasa baik pajak maupun nonpajak dari kenaikan harga komoditas.

Pemasukan negara dari kenaikan harga komoditas itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Menkeu bilang kenaikan harga komoditi memang menguntungkan penerimaan negara sehingga menjaga kesehatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

"Ini kan asal usulnya pemerintah yang pelit, engga mau membagi hasil bumi kita didistribusikan ke masyarakat. Kalau disebut nggak ada uang, Menteri Keuangan Sri Mulyani sendiri bilang kita (Indonesia) kelebihan uang, karena harga komoditas naik," katanya, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat 8 April.

Rocky menekankan pemasukan luar biasa kas negara berasal dari komoditas minyak dan gas. Kenaikan harga komoditas global itu otomatis mengerek penerimaan besar pemerintah. Lantaran yang dicari internasional merupakan komoditas andalan Indonesia.

"Demikian juga soal minyak bumi seolah-olah krisis BBM kita impor, memang, bagian yang kita ekspor juga banyak. Kan banyak sumur-sumur yang potensial menghasilkan tapi diekspor," ujar Rocky.

"Jangan lupa Pertamina ada perusahaan hulunya yang disubholdingkan, yang hulu itu tetap berkeuntungan. Harga minyak naik Pertamina juga dapat uang dari produksi hulu yang diekspor sebagai minyak mentah," sambungnya.

Rocky menganggap kenaikan harga-harga barang konsumsi harian rakyat di tengah pemasukan pemerintah dari kenaikan harga komoditas merupakan bentuk kebohongan. Menurutnya, pemerintah seharusnya dapat menekan laju kenaikan kebutuhan dasar rakyat lantaran mendapat pemasukan luar biasa dari kenaikan harga komoditas global.

"Jadi sebetulnya pemerintah berbohong, kita tahu dia punya uang tapi tidak mau bagi ke rakyat. Supaya rakyat engga berontak dikasih BLT yang seadanya aja," tandasnya.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani mengatakan Indonesia diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas. Menkeu meyampaikannya saat konferensi pers virtual usai bertemu Presien Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, 5 April.

"Kenaikan yang luar biasa dari harga-harga komoditas telah memberikan pengaruh, di satu sisi penerimaan APBN akan naik, seperti dari minyak bumi, gas, batu bara, nikel, CPO. Kesemuanya itu memberikan daya tambah dari sisi penerimaan negara," ujar Menkeu.