Harga Minyak Bikin Pusing, Sri Mulyani Curhat ke Menkeu Arab Saudi
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al Jadaan (kanan) serta Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (tengah) di sela-sela agenda KTT G20 India (Foto: Instagram @smindrawati)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berkesempatan bertemu koleganya sesama Menteri Keuangan dari Arab Saudi, yakni Mohammed Al Jadaan, dalam rangkaian agenda KTT G20 India yang baru saja selesai akhir pekan lalu.

Dalam perjumpaan itu, Menkeu Sri Mulyani membahas soal fluktuasi harga minyak dunia yang kian tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

“Disela G20 Leaders Summit, saya berjumpa dan berbincang bersama kawan saya Menkeu Saudi Arabia Mohammed Al Jadaan dan PM Inggris Rishi Sunak, mengenai perkembangan harga minyak dunia akhir-akhir ini yang meningkat dan sempat mencapai 90 dolar AS per barel,” ujarnya dalam pernyataan tertulis dikutip Senin, 11 September.

Menurut Menkeu, posisi Arab Saudi sangat strategis dalam perdagangan komoditas ini. Pasalnya negara Raja Salman ini merupakan salah satu produsen utama minyak global.

“Jumlah produksi minyak Saudi Arabia sebagai produsen minyak terbesar dunia dan negara-negara OPEC menentukan pergerakan harga minyak. Juga kondisi ketegangan geopolitik dan outlook ekonomi dunia terutama Amerika Serikat dan China akan menentukan arah harga komoditas termasuk minyak bumi,” tuturnya.

Menkeu menjelaskan, penggunaan fossil fuel seperti minyak bumi juga menjadi perhatian penting dalam pembahasan pencegahan perubahan iklim di G20.

Sebagai informasi, pada tengah pekan lalu pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengajukan usulan kenaikan asumsi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dari 80 dolar AS menjadi 82 dolar AS per barel di Rancangan APBN 2024.

Langkah tersebut dimaksudkan sebagai bantalan dalam menjaga kinerja fiskal tahun depan di tengah volatilitas yang tinggi. Inisiatif ini kemudian disetujui oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR dan masuk dalam postur sementara RUU APBN 2024.

“APBN kita dan perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi pergerakan dan perubahan harga minyak. Kita perlu terus meningkatkan ketahanan energi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan harga komoditas yang sangat dinamis,” kata dia.

“Menjaga ketahanan ekonomi Indonesia adalah tugas kita bersama. Langkah transformasi struktur perekonomian kita dengan peningkatan sumber energi alternatif dan renewable akan meningkatkan ketahanan ekonomi kita,” tutup Menkeu Sri Mulyani.