BOGOR - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menangkap peluang hilirisasi produk UKM melalui inovasi alat pengolah limbah serat tandan kosong kelapa sawit menjadi serat kain.
"Kalau ini kita hilirisasi, limbah ini bisa untuk mensubstitusikan bahan serat kain, garmen tekstil, dan plastik yang selama ini kita tidak punya sumber serat, karena tidak punya katun," kata Menkop UKM Teten Masduki dikutip dari Antara, Jumat, 15 September.
Teten yang hadir di IPB Dramaga menyambangi sejumlah tenda pameran inovasi dan teknologi yang berada di pelataran Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, salah satunya mengamati teknologi pengolah limbah kelapa sawit.
Ia mengatakan teknologi yang dikembangkan oleh Dr Siti Nikmatin dan Tim Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB itu sekaligus menjadi solusi atas keberadaan limbah kelapa sawit di Indonesia yang kini belum terkelola optimal.
Indonesia menempati posisi pertama, sebagai negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
"Indonesia punya limbah sawit yang besar, karena kita penghasil CPO terbesar di dunia mencapai 50 juta ton setahun. Selama ini limbahnya hanya untuk makanan ternak atau pupuk organik," katanya.
Teten menyampaikan ketertarikannya untuk mengembangkan pengolahan limbah sawit sebagai teknologi untuk hilirasi produk UKM.
"Saya tertarik, tim saya akan ketemu sama penemu teknologinya karena saya dapat tugas dari Presiden untuk hilirisasi, mengolah produk perkebunan jadi produk hilir," katanya.
Perwakilan Direktorat Riset dan Inovasi IPB, Lia Maulianawati mengatakan alat pengolah limbah kelapa sawit tersebut dikembangkan sejak 2018.
"Alat pengolah limbah ini bisa menghasilkan barang jadi seperti serat kain tekstil, helm sepeda, hingga rompi anti-peluru," katanya.
Khusus untuk produk serat kain, kata Lia, telah berhasil menyerap ratusan tenaga kerja untuk memproduksi pakaian batik dari limbah sawit yang didatangkan dari sekitar pabrik di Bogor.
BACA JUGA:
Sementara produk helm sepeda telah memperoleh pengakuan Sertifikat Nasional Indonesia (SNI) karena dapat menyerap tumbukan, dan memiliki sifat mekanik serta termal yang unggul.
"Baju antipeluru dari serat tandan kosong kelapa sawit ini mampu menyerap energi pada laju yang sangat tinggi saat tumbukan. Rompi ini mampu menahan pistol Glock dengan peluru MU1-TJ pada jarak efektif 25-50 meter," katanya.