Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut, evolusi koperasi dan UMKM menjadi salah satu kunci dalam menjadikan Indonesia negara maju pada 2045.

"Jadi bagaimana kami mengubah usaha informal ke formal, semula tidak produktif menjadi lebih produksi berkat teknologi. Itulah evolusi," kata Teten dalam keterangan resminya, Sabtu, 12 Agustus.

Teten menerangkan, Indonesia perlu mendorong dan mengembangkan UMKM dan koperasi. Menurutnya, saat ini fokus pengembangan produk UMKM bukan lagi sekadar memikirkan soal kemasan saja, melainkan juga memanfaatkan inovasi teknologi dan menonjolkan keunggulan domestik.

"Daerah harus mulai mengidentifikasi potensi lokal dan keunggulan domestik masing-masing. Jangan sama semua. Kami move on masuk ke inovasi teknologi dan menonjolkan keunggulan domestik kami," ujarnya.

Menurut Teten, ada dua kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bagian evolusi UMKM dan koperasi. Kebijakan tersebut adalah substitusi impor dan hilirisasi.

Kebijakan substitusi impor telah membuat belanja pemerintah sebanyak 40 persen untuk produk lokal atau UMKM. Sementara itu, kebijakan hilirisasi juga dapat dimanfaatkan untuk tidak lagi mengekspor bahan mentah, tetapi menciptakan beragam produk jadi dari bahan-bahan tersebut. 

"Hilirisasi misalnya kami kaya dengan rumput laut. Lalu, ada sawit ini kami bangunkan pabrik CPO dan minyak makan merahnya. Kami juga punya karet untuk hilirisasi dan juga kelapa yang hasil olahannya dianggap lebih sehat dan pro lingkungan," ucap Teten.

Dia menilai, hilirisasi tersebut akan mendorong investasi ke pengolahan hasil bumi, tambang, hasil kebun, pertanian, kelautan, dan yang lainnya.

"Jadi, UMKM tidak hanya menghasilkan kuliner, anyaman, dan lainnya saja, itu sudah cukup bagus. Kami move on membuat UMKM yang menjadi bagian rantai pasok industri," ungkapnya.

Selain itu, Teten juga menekankan saat ini seluruh dunia memiliki struktur ekonomi yang sama dengan Indonesia. Dalam hal ini, UMKM merupakan sektor usaha yang paling dominan. Namun, UMKM di luar sana tidak berdiri sendiri, tetapi telah menjadi bagian dari rantai pasok industri.

"Jadi, UMKM bukan lagi bersaing dengan produk industri. Tatanan ini perlu dibangun. Ini perlu dikaitkan dengan roadmap kami menjadikan Indonesia sebagai negara maju di 2045," imbuhnya.