Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menilai daerah Wakatobi di Sulawesi Tenggara (Sultra) berpotensi menjadi penghasil rumput laut nomor satu di dunia.

Pasalnya, di daerah tersebut potensi sektor kelautannya sangat besar, terutama komoditas unggulannya berupa rumput laut yang bisa menjadi bagian dari program hilirisasi nasional.

"Negara kami masih mengimpor gandum cukup besar, padahal riset menyebutkan sebesar 30 persen gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut. Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," kata Menteri Teten dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 3 November.

Menteri Teten mengatakan, Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86 persen dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia.

Meski begitu, sekitar 65 persen produk rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah/non olahan. Padahal, Teten menilai rumput laut memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan baku industri farmasi, kecantikan, dan lainnya.

"Untuk itu Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasi berusaha melibatkan para pelaku koperasi dan UMKM. Sehingga, yang mengolah nanti harus koperasi dan UMKM, jangan yang besar-besar supaya kue ekonomi bisa dinikmati oleh semuanya," ujarnya.

Dia menegaskan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan Indonesia di 2045 sebagai negara maju, yakni negara yang pengetahuan dan teknologinya terus berkembang, dengan pendapatan per kapita tinggi.

Saat ini, sebanyak 97 persen lapangan kerja disediakan sektor mikro dan kecil dengan rata-rata usahanya masih bersifat ekonomi subsisten, hanya memenuhi kebutuhan keluarga dan bersifat informal.

"Kami bisa gagal menjadi negara maju kalau tidak segera menyediakan lapangan kerja berkualitas. Salah satu program menuju negara maju yaitu, program industrialisasi atau hilirisasi," ucap Teten.

Lebih lanjut, Teten berharap Expo UMKM Wakatobi WAVE Tahun 2023 bisa menyemangati semua pihak, khususnya Wakatobi yang mulai mengarahkan evolusi UMKM menjadi bagian rantai pasok dunia dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi atau industrialisasi bahan baku laut.

Pada kesempatan sama, Bupati Wakatobi Haliana mengatakan data dari Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja Wakatobi menunjukkan terdapat 32.321 pelaku UMKM. Dari jumlah tersebut, yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebanyak 1.100 usaha. Kemudian, dari 47 koperasi yang memiliki Nomor Induk Koperasi (NIK) sebanyak 30 koperasi.

"Diharapkan jumlah tersebut semakin meningkat, karena saat ini pembuatan NIB dan NIK sangat dimudahkan agar bisa dimanfaatkan UMKM, untuk mengakses permodalan dan kapasitas usaha ke depan," tuturnya.

Haliana berharap, expo dan festival setiap tahun yang digelar di Wakatobi, menjadi bentuk dukungan nyata bagi UMKM. Dengan menggelar expo, tak hanya membantu UMKM berpromosi, tapi juga memperluas akses informasi UMKM agar mereka berkolaborasi sehingga usaha semakin berkembang.

"Begitu juga dengan kehadiran PLUT di Wakatobi, bisa menjadi tempat berteduh bagi UMKM, sehingga bisa saling mendukung dan menopang demi kemajuan UMKM di Wakatobi," ungkapnya.

Sekadar informasi, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki belum lama ini melakukan kunjungan kerja ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Dia menjadi perwakilan pemerintah yang membuka acara Expo UMKM pada Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi WAVE) Tahun 2023 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Jumat, 3 November.

Dalam kunjungannya di Wakatobi, Menteri Teten turut meninjau sejumlah fasilitas UMKM di kawasan tersebut yakni, lahan Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM).

Keberadaan PLUT-KUMKM di daerah tersebut diharapkan dapat membantu para pelaku koperasi dan UMKM dalam mengembangkan usahanya menjadi semakin baik.