Punya Kesamaan Komoditas, RI Jajaki Agrikultur dan Akuakultur dengan Vietnam
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki (kiri). Foto: Dok. Kemenkop UKM

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menjajaki kerja sama dengan Vietnam di sektor agrikultur dan akuakultur.

Kerja sama ini akan melibatkan koperasi dan UKM untuk memperkuat kedudukan posisi Indonesia dan Vietnam di ASEAN.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menilai, Indonesia dan Vietnam memiliki peranan penting di sektor agrikultur dan akuakultur di ASEAN.

"Kami terbuka untuk bekerja sama dengan Vietnam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian dan perikanan di kedua negara," kata Teten dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 22 Maret.

Teten menjelaskan, peluang kerja sama yang akan dijajaki meliputi modernisasi ekosistem bisnis agrikultur dan akuakultur melalui digitalisasi.

Lalu, research and development untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian dan perikanan di pasar global serta pengembangan model bisnis kemitraan rantai pasok perikanan dan pertanian di kawasan ASEAN.

Dia menyebutkan, saat ini komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia, antara lain rumput laut, udang, sidat, sawit, kelapa, jahe merah, padi, buah-buahan, bambu dan rotan.

Sedangkan, untuk Vietnam di sektor akuakultur ada ikan baramundi, udang dan lobster.

Sementara, di sektor agrikultur ada durian, mangga dan nangka yang juga banyak ditanam di Indonesia.

Menurut Teten, kebijakan Pemerintah Indonesia saat ini adalah mendorong hilirisasi produk-produk berbasis sumber daya alam, termasuk komoditi agrikultur dan akuakultur.

Dengan adanya kesamaan komoditas di sektor agrikultur dan akuakultur di kedua negara, dia memandang hal itu akan menjadi peluang yang baik untuk keduanya melakukan kerja sama.

"Ada beberapa komoditas unggulan di sektor agrikultur dan akuakultur yang dibudidayakan di kedua negara, hal ini menjadi baik untuk dikerjasamakan dan ditingkatkan kualitas produksinya," ujarnya.

Lebih lanjut, Teten menilai hilirisasi akan menjadi platform untuk menghasilkan lapangan pekerjaan berkualitas yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan per kapita masyarakat.

"Harapan ke depan tidak ada lagi kegiatan perikanan dan pertanian perorangan, kecil-kecil atau tidak berskala ekonomi dan tidak terencana. Semuanya harus by design," imbuhnya.