JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mendorong pemanfaatan energi yang efisien dan nol karbon di Ibu Kota Negara (IKN).
Menurut Dadan, hal ini sesuai dengan visi IKN yang mengusung smart, green, beautiful, dan accesible city.
"Kalau smart kaitannya bahwa penggunaan energi harus efisien. Kalau green, berarti sumber energi harus bersih dan less carbon emission, kalau bisa tidak ada karbon di situ. Itu telah menjadi salah satu topik dan rencana Pemerintah, khususnya di IKN, untuk memastikan ketersediaan energi listriknya," ujar Dadan dalam webinar ketenagalistrikan yang dikutip Rabu, 13 September.
Dadan menyampaikan, saat ini pengembangan pembngkit di IKN direncanakan bersumber dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Selain itu, untuk tahap awal pemanfaatan listrik, akan dibangun transmisi tenaga listrik secara bertahap sejalan dengan perkembangan IKN.
"Ada beberapa yang sedang berjalan dari sisi proyek. Satu sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, sebesar 1.053 MW," imbuh Dadan.
Meski jauh dari IKN, ia menyebut saat ini direncanakan akan menarik transmisi ke IKN.
"Memang IKN sebenarnya secara konstruksi listrik memang kecil di awal, nanti pembangunan transmisi dilakukan bertahap sejalan dengan perkembangan kota tersebut," lanjut Dadan.
Ia menjelaskan jika Kementerian ESDM juga mendorong pemanfaatan EBT lainnya yang dapat segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN.
Ia mencontoh pembangunan solar farm dari tenaga surya atau dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di gedung-gedung perkantoran.
Selain itu, juga tengah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Tanah Laut sebesar 780 MW dengan rencana Commercial Operation Date (COD) pada 2024 mendatang.
"Ini bisa kita dorong untuk mempercepat penyediaan energi bersih," imbuhnya.
Dadan merinci beban puncak kelistrikan di IKN pada tahun 2045 mencapai 791,71 MW dan total kapasitas ditargetkan sebesar 1.051 MW.
BACA JUGA:
Sementara untuk 2-3 tahun pertama, penyediaan tenaga listrik masih akan tersambung dengan sistem transmisi yang sudah ada sekarang, kemudian dibangun pembangkit yang bersih secara bertahap.
"Kota ini akan tumbuh dan siap secara lengkap kalau yang saya pahami, itu di tahun 2045. Secara konsumsi listriknya akan masuk dan nanti akan naik. Kami perkirakan di 3 tahun awal beban puncak mencapai 73 MW, sehingga kebutuhan listrik adalah 81 MW. Kemudian akan naik sampai tahun 2045 nanti 1.000 MW," ujarnya.
"Ini yang terus kita dorong untuk hal tersebut. Yang sudah pasti memang tidak ada pilihan bahwa bukan pembangkit yang bersih. Ini sudah sama-sama dipahami dan disepakati," pungkasnya.