Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menekankan Indonesia harus berperan sebagai pengekspor motor listrik ke pasar global dengan memanfaatkan kekuatan ekonomi dan kemampuan ekspor yang dimiliki.

"Kita memang menjadi pasar terbesar ASEAN tetapi itu tidak cukup, bahkan itu menjadi suatu dosa bagi kita apabila tidak melakukan ekspor keluar. Jadi kekuatan ekonomi yang ada di dalam negeri itu menjadi kekuatan lalu kita bisa memberikan kemampuan ekspor karena memang secara ekonomis sudah baik," kata Budi dalam Acara Aksi Nyata HIPPINDO Setelah KTT ASEAN 2023 di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, dikutip dari Antara, Selasa 12 September.

Budi menyampaikan hal tersebut setelah menyaksikan penandatanganan kontrak kerja sama antara salah satu produsen motor listrik Indonesia dengan perusahaan asal Malaysia untuk membuka jaringan distribusi produk dan pabrik motor listrik di Negeri Jiran tersebut.

Pembukaan jaringan distribusi motor listrik di Malaysia itu, kata Budi, penting dalam mendorong tingkat ekspor produk dalam negeri dan langkah tersebut diharapkan dapat diikuti oleh produk-produk lain.

"Langkah-langkahnya harus diteruskan pada produk-produk yang lain karena jujur tidak mudah harus meyakinkan pihak-pihak asing tujuan ekspor dan kita harus terpacu untuk membuat produk-produk ini kompetitif dan layak untuk di dapatkan," ujar Budi.

Budi menuturkan pemerintah melalui kementerian-kementerian di kabinet berupaya bersama untuk mengembangkan ekspor produk-produk olahan contohnya seperti pembangunan Pelabuhan Patimban dan fasilitas Proving Ground untuk pengujian kendaraan bermotor yang akan dipasarkan.

"Kita di kabinet saling bahu membahu untuk mengembangkan ekspor barang jadi. Kita sudah menyelesaikan Pelabuhan Patimban dan kita lagi membuat Proving Ground. Proving Ground itu adalah satu instrumen atau satu kawasan untuk melakukan tes terhadap kendaraan-kendaraan yang akan di ekspor," ujar Budi.

Menurut Budi pengembangan ekspor produk olahan perlu digalakkan agar Indonesia tidak hanya mengandalkan cadangan sumber daya alam sebagai komoditas ekspor dan pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ini adalah satu langkah-langkah yang memang perlu kita cermati dan perlu kita galakkan karena kita tidak boleh tergantung pada natural resource (sumber daya alam)," tutur Budi.