Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, keberadaan sentra industri kecil dan menengah (IKM) turut mendorong pengoptimalan hilirisasi hasil laut.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, peran sentra IKM dalam hilirisasi terlihat dari salah satunya pengembangan Sentra IKM Pengolahan Ikan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

"Pengolahan ikan menjadi produk hilir diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari rantai pasok komoditas hasil perikanan di Kabupaten Sinjai sehingga masyarakat tidak hanya menjual ikan mentah secara utuh, tetapi juga dapat mengolahnya menjadi produk turunan lainnya yang memiliki nilai ekonomi yang lebih besar. Namun, hal ini tentunya membutuhkan proses yang bertahap dan penuh tantangan," kata Reni dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, pada Sabtu, 9 September.

Pengembangan Sentra IKM Pengolahan Ikan di Kabupaten Sinjai telah dilakukan sejak 2017, yang bertujuan untuk menumbuhkan pelaku industri baru yang memanfaatkan sumber daya alam hasil perikanan di Kabupaten Sinjai sekaligus mendorong hilirisasi pada industri pangan olahan berbasis ikan laut.

Sentra IKM Pengolahan Ikan di Kabupaten Sinjai dibangun dan dikembangkan menggunakan skema Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik di tahun 2017, 2018, dan 2019 dengan total dana DAK mencapai Rp25,7 miliar.

Sentra IKM Pengolahan Ikan Kabupaten Sinjai saat ini memiliki sepuluh mitra IKM yang memproduksi berbagai produk turunan berbahan baku ikan laut, seperti bakso ikan, abon ikan, kerupuk amplang, siomay, nugget, hingga pakan ternak.

Para IKM tersebut menempati Rumah Produksi yang terletak di dalam komplek Sentra, lengkap dengan berbagai mesin dan peralatan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pelaku IKM. Adapun jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 50 orang dan dapat terus bertambah saat pesanan sedang meningkat.

"Para pelaku IKM tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang saling menguntungkan dengan para nelayan, yang mana pelaku IKM memiliki akses bahan baku yang terjangkau dan para nelayan juga mendapatkan konsumen tetap," ujar Reni.

Adapun setiap bulannya, para mitra IKM di Sentra IKM Pengolahan Ikan Kabupaten Sinjai mampu memproduksi 5,5 ton produk olahan ikan dengan nilai produksi lebih dari Rp100 juta.

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sinjai juga gencar memberikan akses pasar kepada para pelaku IKM, seperti pada masa pandemi, produk bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat merupakan produk pangan olahan ikan produksi dari Sentra. Para IKM juga mendapatkan akses pemasaran ke beberapa jaringan pemasaran retail di Sulawesi Selatan.

Dengan hadirnya Sentra IKM Pengolahan Ikan, para nelayan juga mendapatkan keuntungan, dikarenakan adanya kebutuhan bahan baku ikan untuk produksi para IKM.

Sentra IKM Pengolahan Ikan Kabupaten Sinjai juga telah memiliki cold storage (ruang penyimpanan beku) berkapasitas 60 ton yang dapat menyimpan bahan baku ikan untuk jangka waktu yang panjang sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ikan pada saat pasokan ikan berkurang di waktu-waktu tertentu.

Cold storage tersebut juga memiliki lini produksi pengolahan ikan fillet yang telah mampu memenuhi permintaan pasar ekspor selain untuk kebutuhan para IKM.

"Selain dari prasarana yang telah difasilitasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang IKM, kami juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sinjai untuk mendorong agar para IKM tersebut juga melakukan peningkatan daya saing produk melalui sertifikasi, seperti SNI, PIRT, Halal, BPOM, hingga HACCP," ungkapnya.

Reni turut menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya karena saat ini sebagian IKM di Sentra IKM Pengolahan Ikan Kabupaten Sinjai telah memiliki kelengkapan berbagai sertifikat keamanan pangan karena hal tersebut menjadi aspek yang sangat penting sebagai syarat masuk ke pasar lokal maupun global.

Sentra IKM Pengolahan Ikan Kabupaten Sinjai juga memiliki berbagai fasilitas pendukung lainnya, seperti workshop mesin dan peralatan produksi, ruang galeri, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) hingga klinik kemasan.

"Kami berharap, capaian yang telah dilakukan dapat dipertahankan dan dijaga keberlangsungannya demi terciptanya ekosistem industri pengolahan hasil perikanan lokal yang berkelanjutan dan penuh kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar," pungkasnya.