Bagikan:

JAKARTA – Keketuan Indonesia di ASEAN 2023 bakal menjadi tonggak penting perubahan arah ASEAN Infrastructure Fund (AIF) menuju pendanaan berkonsep hijau (green) di kawasan.

Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yogi Rahmayanti mengatakan, strategi ini selaras dengan perkembangan global yang menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan.

“Kita juga akan mendorong AIF ini menuju konsep pembiayaan yang bersifat green,” ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Senin, 21 Agustus.

Yogi menjelaskan, komitmen tersebut bakal menjadi salah satu fokus pembahasan di pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) kedua pekan ini di Jakarta.

“AIF akan di-rebranding menjadi Green Infrastructure Fund. Seluruh negara sudah menyepakati ini dan akan menjadi Join Minister Statement nanti,” tuturnya.

Yogi menambahkan, strategi mengubah pembiayaan konfensional menjadi green memberi peluang lebih besar kepada ASEAN untuk terus berkembang.

“Melalui Green Infrastructure Fund maka potensi memperoleh pembiayaannya akan lebih besar juga,” tegas dia.

Sebagai informasi, ASEAN Infrastructure Fund adalah dana khusus yang dibentuk oleh negara-negara anggota ASEAN dan Asian Development Bank (ADB) untuk mengatasi kebutuhan pembangunan infrastruktur kawasan dengan memobilisasi tabungan regional, termasuk cadangan devisa.

Semua proyek infrastruktur yang dibiayai AIF juga dibiayai bersama oleh dana ADB. Dana Infrastruktur ASEAN merupakan bagian integral dari upaya ASEAN untuk memperkuat konektivitas regional.

Adapun, ADB adalah administrator AIF yang memberikan dukungan teknis terhadap pengelolaan dana yang terkumpul maupun dana yang disalurkan. Divisi kerjasama regional dan koordinasi operasi ADB, Departemen Asia Tenggara, adalah titik fokus administrasi AIF. ADB juga bertindak sebagai cofinancier dan lender of record untuk pinjaman yang ditarik negara anggota.