JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan Blok Masela mulai berproduksi paling lambat 30 Desember 2029.
Sebelumnya, blok Migas yang terletak di Maluku ini telah diakusisi 35 persen sahamnya oleh Pertamina dan Petronas.
"Memang pemerintah mengharapkan tahun 2030 capaian produksi mencapai 12 BSCFD, dan kita harap 30 Desember 2029 Masela sudah berproduksi paling lambat," ujar Arifin kepada media yang dikutip Senin, 7 Juli.
Arifin mengungkapkan, Shell dan Inpex sebelumnya menargetkan Masela akan berproduksi pada 2027, namun dengan hengkangnya Shell pada 2020 silam, progres penggarapan blok migas ini tidak mengalami perkembangan.
"Karena sudah lama enggak diisi, statusnya jadi enggak jelas. Kita engga punya kepastian. Kan tadinya rencana mengalir gasnya kan 2027 ini bahasa santai aja ya," lanjut Arifin.
Dengan masuknya perusahaan migas pelat merah Indonesia, Pertamina yang berkonsorsium denga Petronas ke blok kgas ini diharapkan dapat mengisi gap yang ada sehingga produksi dapat terjadi pada tahun 2029 dan menguntungkan negara.
Untuk itu, lanjut Arifin, pemerintah akan membentuk tim kerja pada bulan ini guna mempersiapkan rencana kerja lanjutan.
BACA JUGA:
Setelah rampung, Pertamina akan mengajukan POD dan kepastian jalannya produksi akan berlangsung.
"Pemerintah akan membentuk working group yang mulai bekerja bulan Agustus ini dengan target 3 bulan untuk bisa membuat rencana kerja bisa mencapai target yang diminta oleh pemerintah itu. Sekaligus juga nanti memproses Plan of Development (POD) revisi dari POD I," beber Arifin.