JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan Proyek Lapangan Abadi Masela akan mulai produksi atau on stream pada tahun 2029.
Hal ini dilakukan setelah Pertamina resmi mengambil alih hak partisipasi Shell sebesar 35 persen. Dengan akuisisi tersebut Pertamina memiliki 20 persen saham dan Petronas sebesar 15 persen.
"Harapan pemerintah mulai on sream di 2029. Itu tantangan luar biasa karena kalo diliat dari schedule awal Inpex dan shell mereka targetkan di 2030-2032," ujar Nicke yang dikutip Rabu 26 Juli.
Nicke menambahkan, untuk mempercepat proses tersebut pihaknya harus segera berkoordinasi dengan partner yakni Petronas dan Inpex Corporation yang saat ini memegang hak partisipasi sebesar 65 persen.
"Tentu dengan pemerintah untuk bersama akselerasi proyek ini sehingga segera mungkin bisa dimanfaatkan untuk gas dalam negeri," imbuh Nicke.
Diketahui untuk mencaplok WK yang berlokasi di Laut Arafuru ini, Pertamina dan Petronas harus merogoh kocek hingga 650 juta dolar AS atau setara dengan Rp9,75 triliun.
Nicke menyampaikan bahwa demi memenuhi kebutuhan energi nasional dibutuhkan komitmen untuk menjaga pasokan migas dari sisi hulu.
BACA JUGA:
"Selain mengelola lapangan eksisting maka diperlukan strategi untuk mengembangkan lapangan baru, salah satunya adalah Lapangan Abadi di Blok Masela," ungkap Nicke.
Nicke menjelaskan, Lapangan Abadi Blok Masela berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja. Pengembangan Blok Masela diharapkan dapat membantu percepatan pengembangan area lokal sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan dapat menyerap tenaga kerja lokal.
Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada pengembangan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.