Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan jika Indonesia masih menjadi wilayah yang menarik untuk dilakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, bahkan pada area frontier dan tinggi risiko.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, ketertarikan untuk melakukan kegiatan eksplorasi di laut dalam dilakukan oleh Major International Oil & Gas Company (IOC) yang menegaskan bahwa potensi hulu migas di Indonesia masih menarik bagi investor.

"Sejak tahun 2022 Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Harbour Energy telah mulai melakukan pengeboran laut dalam sekaligus play opener di area Andaman," ujarnya kepada media, Sabtu 5 Agustus.

Ia melanjutkan, tahun 2023, giliran Major IOC Eni melalui Eni North Ganal Ltd melakukan tajak sumur eksplorasi di laut dalam, selanjutnya beberapa KKKS lainnya sudah merencanakan untuk melakukan tajak sumur eksplorasi di laut dalam.

“Major IOC telah membuktikan keseriusan mereka untuk menggarap potensi eksplorasi yang high risk, tentunya ini menunjukkan bahwa daya tarik investasi kita masih menjanjikan. Hal ini tentu menjadi kabar yang menggembirakan, karena potensi hulu migas nasional saat ini banyak terdapat di laut dalam”, kata Dwi Soetjipto.

Lebih lanjut Dwi menyampaikan bahwa eksplorasi di laut dalam menjadi salah satu fokus penemuan cadangan migas kedepan. Hal ini sejalan dengan upaya SKK Migas menggenjot kegiatan eksplorasi untuk mendukung ketersediaan cadangan migas untuk mencapai target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).

Diketahui jika Harbour Energy telah memulai pengeboran laut dalam sekaligus play opener di area Andaman melalui pengeboran Sumur Timpan-1 yang membuahkan penemuan gas signifikan di perairan tersebut.

Kemudian pada tanggal 21 Juli 2023, Eni North Ganal Ltd berhasil melakukan tajak Sumur Geng North-1 di kedalaman air ± 1.950 meter di lepas pantai Cekungan Kutai. Sumur ini memiliki nilai yang strategis karena hingga saat ini tercatat sebagai sumur dengan target reservoir terdalam jika dibanding sumur-sumur Eni sebelumnya di Cekungan Kutai serta menggunakan Drill Ship yang harga per harinya mencapai 4-5 milyar rupiah.

Dwi menyebutkan jika seri pengeboran laut dalam di Indonesia masih akan terus berlanjut dengan pengeboran sejumlah sumur lainnya.

Tahun ini, Harbour Energy akan melakukan pengeboran 2 sumur eksplorasi sebagai kelanjutan dari penemuan gas di struktur Timpan tahun lalu. Masih di area yang sama, Mubadala juga berencana melakukan pengeboran 1 sumur eksplorasi untuk membuktikan potensi hidrokarbon di wilayah kerja mereka di Laut Andaman.

"Rangkaian pengeboran laut dalam ini dilakukan pada wilayah kerja yang masih tahap eksplorasi sehingga biaya yang dikeluarkan masih belum tentu kembali di dapatkan oleh investor," pungkas Dwi.