JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan ada tiga dari 57 target pengeboran sumur eksplorasi tahun 2023 berada di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
"Secara keseluruhan, target pengeboran meningkat dari realisasi tahun 2022 yang hanya 42 sumur," kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro, dikutip dari Antara, Senin 24 Juli.
Saat ini, kata dia, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Petrogas (Basin) Ltd sementara melakukan tajak sumur eksplorasi Riam-1 di Walio Barat, Kabupaten Sorong.
Kegiatan eksplorasi Riam-1 sudah dimulai sejak 21 Juli 2023, pukul 11.00 WIT dan diperkirakan akan berlangsung hingga dua bulan ke depan.
Sumur eksplorasi, ucap Hudi, dibor secara berarah (directional) menggunakan PBL Rig 3 (750 HP) dengan kedalaman akhir sumur 4.250 ftMD.
Eksplorasi Riam-1 bermaksud untuk menguji sekaligus mengevaluasi potensi kandungan migas yang terdapat pada Formasi Kais.
"Remaining reserve dari lapangan yang saat ini diproduksi di Sorong, berasal dari wilayah kerja operator Petrogas dan PT Pertamina EP," jelas Hudi.
Ia menuturkan eksplorasi pengeboran sumur migas memerlukan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat di Papua Barat Daya.
Oleh sebabnya, SKK Migas terus meningkatkan sinergi kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat.
Menurut Hudi, kegiatan hulu migas berdampak positif terhadap pendapatan daerah melalui dana bagi hasil (DBH) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
"Kegiatan hulu migas juga sudah ciptakan efek berganda yang dirasakan masyarakat lokal di Papua Barat Daya," tutur dia.
Sebelumnya, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan, SKK Migas dengan KKKS terus mengoptimalkan program pengeboran sumur eksplorasi di kawasan timur Indonesia, karena memiliki potensi migas terbesar saat ini.
Pengeboran eksplorasi sumur Riam-1 di Blok Kepala Burung bertujuan menemukan sumber cadangan migas untuk mendukung pemenuhan kebutuhan nasional.
Ke depan, menurut dia, kawasan Sorong akan semakin strategis karena telah memproduksi migas dalam jumlah besar dan merupakan salah satu kawasan tulang punggung produksi migas nasional.
BACA JUGA:
Potensi tersebut seiring upaya pemerintah mendorong hilirisasi hulu migas dan pertumbuhan industri dalam negeri pengguna gas, termasuk rencana pendirian pabrik pupuk di Sorong.
"Melihat potensi yang ada, maka SKK Migas terus menggiatkan pengeboran sumur eksplorasi di Sorong," ucap Benny.
Hingga semester pertama SKK Migas dan KKKS sudah melakukan tajak sumur sebanyak 11, dan dari jumlah itu enam sumur telah menghasilkan penemuan dengan total sumber daya + 216 MMBOE.
Sumur yang menghasilkan penemuan tersebut adalah sumur NSO XLLL-1, sumur Re-Entry Rimbo-1, sumur SEM-1X, sumur Helios D-1X, sumur Adiwarna-1X dan sumur Re-Entry Lofin-2.
"Eksplorasi sumur mendukung pencapaian target jangka panjang tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD), dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)," ujar Benny.