JAKARTA - Perwakilan SKK Migas Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) Rikky Rahmat Firdaus memberikan kabar terbaru terkait kelanjutan temuan cadangan gas raksasa di perairan Aceh oleh raksasa migas asal Uni Emirat Arab, Mubadala Energy.
Rikky mengatakan, kegiatan hulu migas yang dilakukan di perairan Andaman masih dalam tahap eksplorasi.
"KKKS Mubadala Energy dan Harbour Energy saat ini bloknya dalam tahap eksplorasi dan telah melakukan pemboran eksplorasi (exploration drilling)," kata Rikky dalam keterangan kepada media, Senin 11 Maret.
Rikky menambahkan pihaknya berharap hasil studi dari pemborannya memiliki nilai ekonomis yang baik, sehingga dapat dikembangkan dan diproduksi yang sejalan dengan target lifting pemerintah pada 2030 yaitu produksi minyak bumi 1 juta barel per hari (BPH) dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Sebelumnya, Specialist Business Process Improvement, Risk Management and Audit Mubadala Energy Zeena Rimba menyatakan, pihaknya menginvestasikan ratusan juta dolar AS untuk mengeksplorasi kawasan Andaman.
Di wilayah tersebut, tepatnya di Layaran-1 WK South Andaman yang berada sekitar 100 kilometer dari pantai Sumatera bagian utara, Mubadala Energy menemukan potensi gas lebih dari enam triliun kaki kubik.
BACA JUGA:
Penemuan yang diumumkan pada akhir tahun 2023 itu menjadi dianggap dapat melebihi potensi gas di sumur Geng North 1, cekungan Kutai, dan masuk ke dalam tiga besar dunia.
Sumur Layaran-1 merupakan sumur laut dalam pertama yang dioperasikan dan dibor hingga kedalaman 4,208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter.
"Di Indonesia, kami beroperasi empat blok yaitu Sebuku, Andaman I, South Andaman dan Andaman II. Dalam prosesnya, kami tidak pernah merasakan 'loss time incident' (kehilangan waktu akibat kecelakaan-red)," ujar Zeena.