Bagikan:

JAKARTA - Desain jembatan lengkung atau longspan LRT Jabodebek dari Gatot Subroto menuju ke Kuningan tengah disorot publik. Pasalnya, longspan terpanjang di dunia ini disebut terlalu sempit sehingga kereta harus melaju dengan pelan.

Bentangan beton panjang (longspan) kereta light rail transit (LRT) Jabodebek di persimpangan Jalan H.R. Rasuna Said dan Jalan Gatot Soebroto menjadi yang terpanjang di dunia. Longspan itu masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Menanggapi itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan di seluruh negara pun melakukan hal yang sama saat melewati tikungan.

“Itu enggak di Indonesia saja, di seluruh dunia, kalau ada tikungan harus pelan,” tuturnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 3 Agustus.

Kata dia, saat ini laju kereta di longspan Gatot Subroto menuju Kuningan sudah lebih cepat. Hal ini disampaikan usai menjajal LRT Jabodebek hari ini bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Iya, tadi itu lebih cepat dari sebelumnya. Saya kan dalam minggu ini dua kali, tadi itu lebih cepat,” katanya.

Meski begitu, Budi mengatakan akan terus meningkatkan performa LRT sepanjang Agustus 2023 sebelum benar-benar resmi beroperasi.

“Kita sudah mendaftarkan kira-kira 10 tim atau orang dari Siemens untuk secara intensif dari 1 Agustus sampai 30 Agustus memperhatikan,” katanya.

Budi juga memastikan longspan di Gatot Subroto menuju Kuningan ini aman dilalui. Bahkan, Budi mengatakan Kementerian PUPR juga sudah mengasesmen longspan tersebut.

“Jaminan, insyaAllah (aman). Jadi itu Kementerian PU juga sudah mengasesmen itu,” tegasnya.

Budi juga enggan menyebut desain longspan ini salah. Kata dia, longspan ini merupakan hasil desain yang mengikuti kondisi yang ada.

Meski begitu, Budi mengakui desain yang ada memang tidak sepenuhnya maksimum tapi desain yang ada ini sudah optimum.

“Saya enggak ngomong salah dan benar, tetapi adalah suatu kelaziman bahwa pada satu tikungan harus ada solusi. Jadi kalau saya, saya bisa katakan tidak salah, itu adalah solusi desain,” tuturnya.