Wamen BUMN Sebut Ada Salah Desain LRT Jabodebek, Erick Thohir: Sudah Diperbaiki saat Uji Coba
LRT (Foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, desain jembatan lengkung bentang panjang atau longspan LRT Jabodebek di simpang Kuningan bukan suatu kesalahan. Akan tetapi, dia mengakui bahwa pembuatan longspan tersebut memang tidak mudah.

"Bukan (salah desain) lekukan itu, kan, memang tidak mudah. Nah, saya rasa statement yang dimaksudkan wamen (Kartika Wirjoatmodjo) itu bahwa memang lekukan itu lekukan yang tidak mudah, perlu ada perbaikan. Itu sudah dilakukan sebenarnya," kata Menteri Erick di Jakarta, pada Jumat, 4 Agustus.

Erick mengatakan, pernyataan yang dikeluarkan oleh Wamen BUMN kala itu terkait longspan LRT Jabodebek bukan terkait benar atau salah desain, melainkan pembuatan longspan itu sendiri yang memang sulit.

"Jadi, bukannya sekarang belum baik, sudah dilakukan (perbaikan) sebelum uji coba lekukan (longspan) itu. Kan, lekuk itu susah, loh, dan tanpa sambungan. Nah, itu maksudnya bukan berarti salah dan benar. Ini statement beliau (Wamen Tiko) bicara sebelumnya, kalau sekarang sudah diperbaiki," ujarnya.

Sehingga, lanjut Erick, aspek keselamatan masyarakat yang akan menaiki LRT tersebut pun tetap terjaga. "Ya, harus (dijaga aspek keselamatannya)," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, ada kesalahan desain rel LRT Jabodebek yang dilakukan oleh PT Adhi Karya Tbk. selaku salah satu kontraktor proyek tersebut.

Tepatnya di bagian jembatan rel atau longspan yang membentang dari arah Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut, LRT tidak bisa melaju dengan cepat saat melewatinya.

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan, kan, ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tetapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," kata Tiko belum lama ini.

Dia mengatakan, longspan itu kurang lebar sehingga tidak bisa menampung body LRT saat berbelok. Akibatnya, kalau lewat longspan, LRT harus berjalan sangat pelan agar tidak terlalu melengkung dan bergesekan dengan pagar pembatas longspan.

"Jadi, sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up. Akan tetapi, karena tikungannya sekarang sudah terlanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan pelan banget," ungkapnya.