Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan tidak akan melakukan impor KRL bekas dari Jepang.

Menyikapi keputusan ini, KAI Commuter sebagai operator jasa transportasi Commuter Line, terus meningkatkan keandalan sarana dengan perawatan rutin hingga penambahan armada sarana.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, KAI Commuter telah berkontrak dengan PT INKA untuk pengadaan 16 trainset sarana KRL baru dalam rangka penambahan kapasitas yang akan dikirimkan secara bertahap pada tahun 2025-2026.

Sementara untuk replacement dengan adanya rencana konservasi dilakukan dengan mendatangkan sarana KRL baru di tahun 2024 sebanyak 3 trainset, retrofit 19 sarana KRL yang dimulai tahun ini dan mendatangkan 8 sarana KRL baru pada tahun 2027.

Langkah ini diambil dalam rapat koordinasi melibatkan Kemenko Marves, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, BPKP, DJKA, PT KAI dan juga PT INKA yang dipimpin langsung oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada Rabu, 21 Juni lalu.

“Dengan demikian total 24 trainset baru akan didatangkan dari PT INKA sampai 2027. Ini adalah bentuk dukungan KAI Commuter untuk produksi KRL dalam negeri, yang pastinya akan tumbuh terus,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu, 25 Juni.

Dalam proses seluruh pengadaan sarana KRL tersebut, kata Anne, selain pendanaan dari PT KAI dan KAI Commuter, juga ada opsi dukungan Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

Lebih lanjut, Anne mengatakan PMN ini sangat penting untuk peningkatan pelayanan kepada pengguna kedepannya dan dukungan terhadap produksi sarana KRL dalam negeri.

“Hal ini terus dikaji dan dikoordinasikan dengan stakeholder termasuk dampak terhadap PSO yang sedang kami hitung dan kaji,” ucapnya.

Anne juga mengatakan KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) sebagai Induk Perusahaan secara rutin terus berkoordinasi dengan PT INKA mengenai proses pengadaan sarana melalui skema retrofit ataupun skema pengadaan sarana baru produksi PT INKA untuk memastikan seluruh proses pengadaan tersebut tidak menganggu operasional dan pelayanan Commuter Line Jabodetabek.

RI Batal Impor KRL Bekas

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor rangkaian atau trainset kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.

Keputusan ini, kata Luhut, diambil setelah dirinya melakukan rapat dengan stakeholder terkait mengenai rencana impor KRL bekas dari Jepang.

“Kami sudah rapatkan mengenai KRL, kita tidak akan mengimpor,” tuturnya di Stasiun KCJB Halim, Jakarta, Kamis, 22 Juni.

Saat ditanya mengenai cara mengantisipasi lonjakan kepadatan penumpang KRL, Luhut mengatakan tidak ada masalah. Kata dia, keputusan menolak impor diambil dengan perhitungan yang matang.

“Untuk kebutuhan enggak ada masalah sudah kita hitung semua kita exercise, ada jago-jagonya di sana yang ahlinya dan mereka memaparkan kemarin semua kendala bisa diselesaikan,” katanya.

Meski begitu, Luhut mengatakan, ada rencana untuk mengimpor rangkaian kereta baru. Rencananya, ada tiga trainset atau rangkaian kereta baru yang akan di datangkan ke Indonesia untuk menutupi kebutuhan dua tahun kritis ini.

Seperti diketahui, awalnya rencana impor KRL bekas dari Jepang dilakukan sebagai solusi jangka pendek untuk menggantikan 10 rangkaian kereta atau trainset yang akan pensiun di tahun ini dan 19 trainset pada tahun 2024 mendatang.

“Tapi kita akan mengimpor saja 3 yang baru. Untuk menutupi, tapi itu butuh waktu 1-2 tahun. Jadi kritisnya itu ada di tahun depan sampai 2025,” jelasnya.