Polemik Impor KRL Bekas Jepang, Andre Rosiade: Menteri yang Tolak Cobain Naik Kereta di Jam Sibuk
Anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade. (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Polemik mengenai impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang hingga kini belum menemukan titik terang. Bahkan, di tingkat menteri pun masih terjadi silang pendapat mengenai rencana impor ini.

Anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade pun angkat suara mengenai ini.

Kata dia, pemerintah harus segera menggelar rapat untuk memutuskan nasib impor ini.

Pasalnya, impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan menggantikan rangkaian kereta atau trainset yang pensiun di tahun ini.

Bahkan, Andre juga menyarankan menteri yang tidak setuju impor untuk mencoba langsung bagaimana padatnya penumpang kereta saat jam sibuk baik saat pergi maupun pulang kantor.

Sekadar informasi, salah satu menteri yang menentang rencana impor KRL ini adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia menilai impor ini tidak diperlukan.

“Kalau ada juga yang menolak, saya sarankan menteri-menteri datang ke lapangan, coba. Cek sendiri bagaimana penderitaan rakyat Indonesia yang anak kereta ini. Sehingga tolong ambil kebijakan yang pro rakyat,” ucapnya kepada wartawan ditulis Jumat, 16 Juni.

“Ayok ke lapangan, rasakan kondisi di lapangan. Jangan enggak pernah ke lapangan tapi nolak gitu. Saya sarankan pejabat-pejabat itu naik KRL, lihat di jam sibuk gimana rasanya,” sambungnya.

Terkait impor KRL, Andre mengaku awalnya memang dirinya tidak menyetujui rencana PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini.

Namun, setelah mencoba moda transportasi tersebut pada jam sibuk di pagi hari untuk berangkat kerja ke Gedung DPR, pandangannya pun berubah.

Andre mengakui impor KRL ini memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna jasa moda transportasi ini.

Pasalnya, kata Andre, di jam-jam sibuk pergi dan pulang kerja penumpang kereta berdesakan. Ia mengibaratkannya seperti cendol.

“Saya ini orang yang menolak impor. Tapi karena melihat situasi di jam sibuk antara jam 6-9 pagi dan juga jam 4-8 malam itu memang dibutuhkan, ya kita harus dukung. Nanti 2024 baru kita retrofit, 2025 baru produksi INKA,” ucapnya.