Bagikan:

JAKARTA - Grab Holding Ltd dikabarkan sedang mempersiapkan putaran pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar sejak pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan adanya persaingan yang semakin ketat dalam layanan transportasi online di Asia Tenggara.

Melansir Reuters, Jakarta, Selasa, 20 Juni, perusahaan aplikasi transportasi online tersebut akan memangkas 1.000 pekerjaan atau 11 persen dari tenaga kerjanya.

Hal ini menurut surat yang dikirim oleh karyawan yang diterima reuters, di mana CEO Grab Anthony Tan mengatakan pemangkasan karyawan ini yang terbesar sejak dimulainya pandemi COVID-19. Namun, ini bukanlah jalan pintas untuk mencari profitabilitas tetapi reorganisasi strategis untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis.

"Perubahan tidak pernah secepat ini. Teknologi seperti AI (kecerdasan buatan) generatif terus berkembang dengan kecepatan yang tinggi. Biaya modal pun telah meningkat, tentunya berdampak pada lanskap persaingan," ujar Tan dalam surat tersebut.

Dirinya pun mengatakan, skala Grab harus digabungkan dengan eksekusi yang gesit dan manajemen biaya. Sehingga, Grab dapat menawarkan layanan yang lebih terjangkau secara berkelanjutan dan memperdalam penetrasi pasarnya.

Meski tanpa PHK, lanjut Tan, Grab telah mengelola biaya dan harus mencapai targetnya untuk mencapai break event point (BEP) dari EBITDA grup yang mengalami penyesuaian tahun ini.

Bila melihat keuangannya, pada bulan Mei, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar 250 juta dolar AS. Namun, pendapatan kuartal I-2023 mengalami kenaikan 130,3 persen menjadi 525 juta dolar AS dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu soal pergerakan sahamnya, Grab naik 4,7 persen setelah pengumuman Tan terhadap para staf. Sebelumnya, saham grab telah naik 5,6 persen sebelum pasar dibuka karena isu ini telah beredar dari beberapa hari lalu.

Seperti diketahui, pada 2020 Grab juga melakukan PHK yang menyusutkan staf sebesar 5 persen atau sekitar 360 karyawan. Perusahaan memiliki 11.934 staf pada akhir 2022, termasuk sekitar 2.000 dari akuisisi jaringan toko bahan makanan tahun lalu, kata laporan tahunan terbarunya.