JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menargetkan mampu mencetak satu juta wirausaha baru dari kalangan terdidik hingga mencapai rasio kewirausahaan di level 3,95 persen.
"Kali ini, mencetak wirausaha baru, khususnya dari kalangan anak muda, harus ada perencanaan. Ibarat memilih telur yang baik untuk dierami, ditetaskan, kemudian dibesarkan," kata MenKopUKM Teten Masduki, pada acara Persiapan Keberangkatan (PK) 204 Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), di Jakarta, Jumat, 16 Juni.
Menteri Teten menyebut, pemerintah tengah mengejar rasio kewirausahaan di level 3,95 persen, sehingga KemenKopUKM banyak menjalin kerja sama dengan kampus-kampus atau perguruan tinggi dalam membangun inkubator bisnis.
Hal ini merujuk keberhasilan Korea Selatan (Korsel) dan Jepang yang berhasil menciptakan banyak wirausaha dari kalangan anak muda terdidik lulusan perguruan tinggi. "Saat ini, kami terus membenahi ekosistem kewirausahaan di Indonesia," ujarnya.
Di Korsel, misalnya, bila ada anak muda memiliki ide bisnis berbasis teknologi tinggi, kemudian diuji sebuah lembaga penilai dan dinyatakan teknologi unggul, maka akan keluar sertifikasinya. "Dari sertifikasinya, dia mendapat bantuan perkuatan permodalan dari perbankan tanpa agunan," ucap Teten.
Oleh karena itu, MenKopUKM akan menjalin kerja sama dengan Korsel dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Khususnya, dalam meningkatkan kemampuan teknologi tinggi. "Saya berharap, akan lahir wirausaha dari kalangan anak muda yang berevolusi masuk ke teknologi tinggi atau hi-tech," ungkapnya.
BACA JUGA:
Bagi MenKopUKM, bila Indonesia bisa menciptakan rasio kewirausahaan hingga 3,95 persen atau bahkan menembus angka empat persen, otomatis akan memperbaiki kualitas lapangan kerja di Indonesia yang sekarang ini masih didominasi dari usaha mikro (96 persen).
"Kami harus mencetak wirausaha-wirausaha baru by design, bukan menjadi wirausaha karena nasib setelah tidak tertampung pada lapangan kerja yang tersedia," jelas Teten.
Lebih lanjut, Teten menyebut, saat ini hampir semua negara di dunia sedang mencari keunggulan domestiknya masing-masing. Begitu juga dengan Indonesia yang memiliki beragam kekayaan alam, mulai dari aneka turunan CPO, potensi di sektor kelautan seperti olahan rumput laut, hingga rempah-rempah yang bisa di hilirisasi.
Untuk mewujudkan itu semua, dia berharap kalangan anak muda terdidik mampu memanfaatkan dan menciptakan teknologi tinggi.
"Saya mengajak para mahasiswa penerima beasiswa dari LPDP ini menjadi wirausaha berbasis teknologi tinggi," imbuhnya.