JAKARTA - Direktur Utama Holding Industri Aviasi dan Pariwisata, InJouney Dony Oskaria mengungkapkan, kabar terbaru mengenai rencana konsolidasi PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.
Kata dia, rencana itu akan tetap dilakukan di tahun ini.
Namun, Dony menekankan, konsolidasi ini bukan untuk menyatukan perusahan.
Dia menjelaskan, aksi korporasi ini difokuskan untuk penyehatan prosedur operasional, kebijakan komersial, struktur organisasi dan sebagainya.
“Nah yang kita lakukan adalah penyetaraan karena kita punya dua perusahaan (bandara), seharusnya sama. Jadi yang penting itu cara berpikirnya, bukan bentuknya dari penyatuan perusahaan,” tuturnya kepada wartawan saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, ditulis Jumat, 16 Juni.
Lagi-lagi, Dony menekankan, dalam konsolidasi ini penggabungan perusahaan atau merger bukan menjadi keputusan final.
“Ini esensinya, itu menyamakan cara pikir kita dalam pengelolaan bandara. Jadi jangan nanti seolah-olah nanti jadi satu perusahaan, belum tentu,” ucapnya.
Pada kesempatan ini, Dony juga mengungkapkan bahwa InJourney akan membentuk empat subholding baru. Salah satunya di bidang bandar udara atau bandara.
“Yang dilakukan memang di dalam roadmap-nya InJourney itu ada empat subholding. Salah satunya airport, Aviasi Air Services,” jelasnya.
Dony menjelaskan pembentukan subholding ini bertujuan agar para perusahaan pelat merah fokus untuk mengerjakan tugasnya.
“Supaya lebih fokus, jadi masing-masing anak usaha itu jadi lebih fokus, tidak lagi mengerjakan berbagai macam. Nanti airport juga khusus, nanti me-manage airport aja,” katanya.
Sekadar informasi, Indonesian Journey atau InJourney adalah Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Sarinah dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan rencana konsolidasi PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Kata dia, saat ini pihaknya sedang mematangkan konsep terkait rencana konsolidasi.
Lebih lanjut, Tiko sapaan akrab Kartika mengatakan, konsolidasi dilakukan guna mengoptimalkan layanan penerbangan nasional.
“Kan kita lihat AP I dan II beroperasi selama ini timur dan barat, konsepnnya hub and spoke. Kita ingin lakukan integrasi belum tentu merger. Sehingga pengaturan hub and spoke udara benar-benar berjalan optimal,” ujarnya saat ditemui di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, ditulis Senin, 5 Juni.
Tiko mengatakan, Indonesia sendiri telah memiliki dua superhub yakni Jakarta dan Denpasar, Bali.
Selain itu, Indonesia juga punya hub lainnya yakni Surabaya, Makassar, dan Medan.
BACA JUGA:
Menurut Tiko, adanya dua penglolaan bandara membuat penerbangan tidak memiliki konektivitas maksimal.
Karena itu, ia berharap, dengan adanya integrasi rute penerbangan akan menjadi lebih komperhensif.
“Dengan nantinya ada integrasi dalam bentuk holding atau merger harapan integrasi hub n spoke benar-benar efektif. Nantinya integrasi trafik luar dengan domestik bisa kita kerjasamakan. Kalau dulu terputus seolah-olah barat dan timur dua pengelola yang berbeda,” jelasnya.