Holding BUMN Pariwisata Kaji Kemungkinan Integrasi Bisnis Angkasa Pura I dan II
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria. (Foto:Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membuka dua alternatif untuk mengintegrasikan bisnis PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II. Adapun opsi tersebut yakni merger dan pendirian Subholding Airport Co.

Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria menjelaskan, kedua opsi tersebut akan dipilih salah satunya.

Pemilihan dilakukan setelah proses penyetaraan kedua operator bandara pelat merah tersebut.

Dony mengatakan, proses penyetaraan terkait dengan komersial, aturan (policy), standard operating policy hingga struktur organisasi.

"Ini kita samakan dulu, kalau sudah sama muda bagi kita memikirkan mana alternatif yang terbaik, apakah merger dan akuisisi, bisa juga kita membentuk operating Co di atasnya sebagai subholding yang kita sebut Airport Co," katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 12 Desember.

Setelah penyetaraan dilakukan, kata Dony, InJourney bersama Kementerian BUMN akan menetapkan salah satu alternatif atas dua opsi yang sudah dicanangkan.

Adapun opsi pertama, bisnis AP I dan AP II akan digabungkan menjadi satu perusahaan atau melalui skema akuisisi diantara kedua perseroan.

Sementara opsi kedua dengan membentuk Subholding Airport Co yang nantinya mengelola dan mengontrol langsung semua bandara BUMN di Tanah Air.

Kata Dony, bisnis bandara yang dikelola AP I dan AP II perlu diintegrasikan agar Indonesia memiliki operating bandara yang kuat dan mampu bersaing di kanca global.

Menurut dia, upaya ini juga untuk mendatangkan jumlah trafik dan wisatawan di dalam negeri.

"Jadi tidak mau melakukan proses ini setengah-setengah dan parsial, kita juga tidak mau per bandara, bandara. Tetapi kita melakukan integrasi dulu bandara kita, sehingga Indonesia memiliki satu operating airport yang memang dapat diandalkan," ucapnya.

Selain itu, Dony memastikan akan mencari mitra strategis atau investor asing untuk sama-sama memajukan bisnis bandara milik BUMN.

"Jadi kita punya dulu Airport Co yang strong, nanti setelah AP I dan AP II ini strong baru kita memikirkan partnership seperti apa yang memberikan manfaat paling baik bagi Indonesia," tuturnya.