Holding Pariwisata yang Berisi Angkasa Pura, Garuda Indonesia dll Siap <i>Gaspol</i> Angkut Wisatawan Mancanegara
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memfinalisasi pembentukan Holding BUMN Pariwisata. Tujuan pembentukan holding tersebut untuk mengakselerasikan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut, akselerasi wisman sebagai instrumen lain dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi pasca pemulihan dari dampak pandemi COVID-19.

"Dengan adanya program holdingisasi BUMN, kita tingkatkan secara cepat dan akselerasi tourism sebagai backbone pertumbuhan ekonomi setelah pasca recovery nanti," katanya, dalam acara 'Economy Recovery: How to Accelerate Economic Growth', Rabu, 27 Januari.

Tiko sapaan akrabnya mengatakan, dalam pelaksanaannya Kementerian BUMN menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Saat ini kedua pihak sudah melakukan koordinasi terkait kesiapan Holding BUMN Pariwisata.

Holding BUMN ini menggabungkan sejumlah perseroan pelat merah yang bergerak di sektor pariwisata dan transportasi. Di dalamnya ada enam perusahaan pelat merah dan anak-anak usahanya.

Keenamnya yaitu PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Inna Hotels & Resorts, PT Sarinah (Persero), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), serta Taman Wisata Candi (TWC). Adapun PT Survai Udara Penas ditunjuk sebagai induk holding.

Tiko mencatat, holding dibentuk untuk mendukung pengembangan ekosistem pariwisata. Khususnya di lima destinasi yang ditetapkan sebagai destinasi super prioritas.

Adapun kelima destinasi super prioritas yang dipilih untuk menjadi ikon pariwisata Indonesia di panggung dunia tersebut adalah: Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Danau Toba, Sumatera Utara; Likupang, Sulawesi Utara, dan Borobudur, Jawa Tengah.

"Kami berharap ekosistem pariwisata yang ada di bawah BUMN, yang memiliki airport, airlines, dan berbagai fasilitas pendukung seperti kawasan pariwisata IDTC, perhotelan untuk bisa menjadi katalis untuk pariwisata di Indonesia pasca COVID. Kita bekerja sama dengan Kemenpar," tuturnya.