JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 terbaru menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,7 persen.
Angka tersebut bergeser dari dua asumsi sebelumnya yang telah disampaikan pemerintah. Pertama saat Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) pada April lalu menetapkan target 5,3 persen sampai dengan 5,7 persen.
Kedua, level ini tidak berubah di pertengahan Mei sebesar 5,3 persen-5,7 persen saat Menkeu menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dalam Rapat Paripurna DPR. Atas hal tersebut bendahara negara menyampaikan penjelasan.
“Jadi untuk range yang bawahnya menurun itu merefleksikan risiko yang meningkat,” ujarnya saat hadir dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR hari ini, Kamis, 8 Juni.
Menkeu mengungkapkan bahwa sasaran pertumbuhan yang dibuat pemerintah sejalan dengan beberapa assessment lembaga global.
“(Ada kemungkinan) Perekonomian melemah di semester kedua tahun ini dan berlanjut di 2024. Jadi memang ada baiknya membuat batas bawahnya diturunkan dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen,” tutur dia.
Lebih lanjut, Menkeu menerangkan bahwa pemerintah juga membuka peluang untuk melakukan koreksi terhadap target atas pertumbuhan ekonomi 2024 yang sebesar 5,7 persen.
“Mungkin yang jadi pertanyaannya apakah batas atasnya tetap? Ini yang perlu kita lihat konsistensi ke depan seperti apa,” tegas dia.
BACA JUGA:
Berikut adalah asumsi makro teranyar yang berhasil disepakati oleh pemerintah bersama DPR untuk Rancangan APBN 2024.
Inflasi 2,5 persen plus minus 1 persen
Nilai tukar rupiah
Rp14.700 - Rp15.200 per dolar AS
Suku bunga SUN 10 tahun 6,49 – 6,91 persen
Harga ICP sebesar 75 – 80 dolar AS per barel
Lifting minyak bumi sebesar 615.000 – 640.000 barel per hari
Lifting gas 1.030.000 – 1.036.000 barel setara minyak per hari.