Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 disusun dengan asumsi perkembangan dan proyeksi ekonomi tahun depan yang dinamis dan penuh ketidakpastian geopolitik.

"Peran penting ini mengharuskan APBN terus dijaga kesehatannya, kredibilitasnya, dan sustainabilitas nya agar tidak menjadi sumber masalah," katanya saat penyerahan DIPA, Selasa, 10 Desember.

Sri Mulyani menyampaikan Indonesia terus mampu menjaga keseimbangan antara upaya meraih kemajuan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dengan menjaga stabilitas dan sustainabilitas.

"Prestasi ini tidak mudah dan perlu terus dijaga karena guncangan dan gejolak, serta krisis akan terus terjadi seperti pandemi COVID-19, dinamika global politik, keamanan, seperti konflik di Rusia, Ukraina, di Timur Tengah, serta perang dan ketegangan ekonomi dan perang dagang antara negara-negara besar," tuturnya.

Sri Mulyani menyampaikan perekonomian Indonesia dalam periode 2022-2024 diperkirakan tumbuh di kisaran 5 persen di tengah melambatnya ekonomi global dan terjadinya perang dagang dan proteksionisme serta konflik geopolitik yang menyebabkan volatilitas harga komoditas.

Sebab itu, Sri Mulyani menegaskan, terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan dengan menjaga stabilitas harga dengan menjaga inflasi yang terus rendah.

"Inflasi di bulan November 2024 adalah sebesar 1,55 persen secara year on year, termasuk terendah di dunia. Konsumsi tetap terjaga, kinerja investasi terus diperbaiki dan ekspor menunjukkan tren yang meningkat. Alhamdulillah neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus 54 bulan berturut-turut," ucapnya.

Sri Mulyani menegaskan hal ini menunjukkan daya tahan dan sekaligus potensi perekonomian Indonesia pada sektor-sektor yang mampu menghasilkan barang komoditas ekspor seperti manufaktur dan sektor yang tumbuh di dalam negeri seperti perdagangan dan konstruksi.

"Dengan capaian perekonomian yang relatif baik dan stabil hingga 2024 ini akan menjadi pijakan bagi akselerasi target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan lebih tinggi di tahun 2025 dan 5 tahun ke depan," tegasnya.

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah dan DPR telah menyepakati belanja negara tahun 2025 sebesar Rp3.621,3 triliun atau meningkat 8,9 persen dibandingkan APBN 2024.

Di mana belanja pemerintah pusat mencapai Rp2.701,4 triliun yang ditujukan untuk mendorong program prioritas pemerintah dibidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, ketahan pangan dan energi dan perumahan.

Sementara untuk alokasi transfer ke daerah sebesar Rp919,9 triliun yang ditujukan untuk mendukung, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan pelayanan yang inklusif. Kemudian target pendapatan negara 2025 sebesar Rp3.005,1 triliun.

Sri Mulyani menyampaikan pendapatan ini akan diperoleh melalui upaya pengumpulan sumber penerimaan negara dari pajak, Bea Cukai dan penerimaan negara bukan pajak secara maksimal.