JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah sebesar Rp217,8 triliun pada April 2023. Jumlah tersebut setara dengan 49,3 persen dari target PNBP di APBN tahun ini yang berjumlah Rp441,4 triliun.
“Realisasi PNBP sampai dengan bulan lalu itu tumbuh 22,8 persen dibandingkan dengan April 2022 yang sebesar Rp177,3 triliun,” ujarnya kepada wartawan dikutip Senin, 29 Mei.
Menurut Menkeu, capaian PNBP ini cukup menggembirakan sekaligus perlu diwaspadai. Pasalnya, lonjakan Penerimaan Negara Bukan Pajak di Maret 2023 mencapai angka 43,7 persen.
“PNBP masih tumbuh baik namun lebih rendah dari bulan sebelumnya,” tutur dia.
Menkeu menjelaskan, sumber pertumbuhan PNBP di laporan terakhir berasal dari pendapatan sumber daya alam nonmigas, pendapatan kekayaan negara yang dipisahkan, serta pendapatan dari berbagai Badan Layanan Usaha (BLU) yang dimiliki pemerintah.
“Kita lihat, perlambatan pertumbuhan karena adanya penurunan ICP dan lifting minyak serta gas bumi Indonesia. Kemudian, adanya penurunan pendapatan dari layanan nonkementerian/lembaga. Di sisi lain, peningkatan didorong oleh sumbangan dividen BUMN dan juga pendapatan dari BLU, yaitu pendapatan dari rumah sakit pemerintah serta institusi pendidikan negeri,” tegasnya.
BACA JUGA:
Secara umum, dua instrumen penerimaan negara selain PNBP adalah pajak dan kepabeanan cukai. Sampai dengan bulan lalu, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp688,1 triliun atau 40,1 persen dari pagu APBN.
Lalu, penerimaan cukai dan kepabeanan membukukan sebesar Rp94,5 triliun atau setara dengan 31,2 persen dari target tahun ini.
“Total pendapatan negara adalah sebesar Rp1.000,5 triliun. Sementara serapan belanja Rp765,8 triliun. Ini menjadikan APBN mengalami surplus sebesar Rp234,7 triliun di bulan lalu,” katanya.