JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai dengan September 2023 sebesar Rp451,5 triliun atau sudah 102,3 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
"Ini sudah melebihi target. Bahkan tumbuh 4,6 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Rabu, 25 Oktober.
Sri Mulyani menyampaikan, realisasi PNBP telah melebihi dari target APBN di tengah fluktuasi harga komoditas.
Kenaikan ini didorong dari kontribusi peningkatan pendapatan sumber daya alam (SDA) nonmigas.
Adapun hingga akhir September 2023, penerimaan SDA non migas sebesar Rp106,5 triliun atau 164,4 persen dari target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Sri Mulyani mengatakan, kenaikan tersebut berasal dari penyesuaian tarif iuran produksi atau royalti batu bara dengan berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) no 26 tahun 2022.
"Meskipun harga batu bara turun, tetapi kita memberikan tarif royaltinya naik, sehingga PNPB tetap lebih tinggi," tuturnya.
Bendahara Negara itu menambahkan, peningkatan PNBP juga berasal dari penerimaan kekayaan negara dipisahkan (KND) sebesar Rp70,7 triliun atau setara 144 persen dari target yang dipatok.
BACA JUGA:
Menurut Sri Mulyani, peningkatan KND disumbang oleh setoran dividen badan usaha milik negara (BUMN) yaitu dari perbankan dan nonperbankan.
Sementara, untuk penerimaan SDA migas pada September 2023 tercatat sebesar Rp 87,6 triliun atau setara 66,8 persen dari target APBN. Kemudian pendapatan badan layanan umum (BLU) sebesar Rp 65,7 triliun atau setara 79,1 persen target APBN.
Sedangkan PNBP lainnya tercatat Rp121 triliun atau setara 106,8 persen dari target yang ditetapkan.