Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melaporkan bahwa hingga April 2023 penerimaan negara yang berasal dari bea keluar (BK) mengalami penurunan hingga 71,6 persen year on year (yoy).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, sampai dengan bulan lalu BK yang terhimpun adalah sebesar Rp4,2 triliun.

“Hasil tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp14,5 triliun,” ujarnya kepada wartawan pada awal pekan ini.

Menkeu menjelaskan, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi penerimaan negara dari sisi bea keluar. Adapun, salah satu yang paling berpengaruh adalah fluktuasi harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO).

“Kinerja bea keluar menurun disebabkan harga CPO yang sudah termoderasi dan turunannya volume ekspor komoditas mineral,” tuturnya.

Menkeu mengungkapkan jika harga referensi CPO pada bulan lalu sekitar 932 dolar AS per metrik ton. Level itu naik dari Maret 2023 yang sebesar 911 dolar AS per metrik ton.

“Tapi harga ini jauh lebih rendah dari April 2022 yang sebesar 1.787 dolar AS per metrik ton,” tegas dia.

Secara umum, penerimaan kepabeanan dan cukai sampai hingga bulan lalu adalah sebesar Rp94,5 triliun atau setara 31,1 persen dari target APBN Rp303,2 triliun.

“Kepabeanan dan cukai mengalami penurunan 12,8 persen year on year, dimana pada April 2022 yang lalu tercatat sebesar Rp108,4 triliun. Ini merupakan penurunan pertama kepabeanan dan cukai di era pandemi,” tegas Menkeu Sri Mulyani.