JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berencana melakukan merger atau penggabungan layanan IndiHome dengan anak usaha PT Telkomsel. Penggabungan dua usaha ini akan berdampak terhadap kepemilikan saham Singtel, Singapura di Telkomsel.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan proses penggabungan, dimana IndiHome akan dikeluarkan dari Telkom, dan di-inbrengkan dengan Telkomsel.
“Nantinya itu akan di-value untuk kemudian dibandingkan dengan valuasi Telkomsel. Sehingga nanti secara end-result-nya nanti akan terjadi dilusi kepemilikan Singtel di Telkomsel. Ini akan mengurangi sebagian kepemilikan saham Singtel di Telkomsel,” katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 3 April.
Meski begitu, Tiko sapaan akrab Kartika mengaku belum bisa mengungkapkan berapa persen saham Singtel yang akan terdilusi di Telkomsel.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan Telkomsel tahun 2021, Singtel memiliki 35 persen saham Telkomsel, sementara 65 persen. sisanya dimiliki oleh Telkom.
Pada kesempatan itu, Tiko mengatakan bahwa Telkom harus bertransformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan infrastruktur digital. Sehingga, merger kedua perusahaan ini menjadi keharusan.
BACA JUGA:
“Selama empat tahun terakhir kami berusaha mentransformasi Telkom untuk mengubah dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital infrastruktur,” kata Tiko.
Sementara itu, Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah memastikan bahwa penggabungan usaha ini tidak akan menimbulkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Untuk SDM akan ada perpindahan nantinya dari Telkom ke Telkomsel. Satu hal yang saya bisa jaminkan di forum terhormat ini tidak akan ada pengurangan karyawan,” ujar Ririek.