JAKARTA - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, setelah terhubungnya Tol Trans Jawa pada 2019 silam, penggunaan jalan tol tersebut masih menjadi pilihan utama selama mudik Lebaran.
Dia menyebut, masyarakat masih menganggap tol akan melancarkan perjalanan.
"Alasan kelancaran, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan masyarakat menggunakan jalan tol," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya kepada VOI, Kamis, 23 Maret.
Namun, Djoko menilai, semakin banyaknya masyarakat yang memilih menggunakan jalan tol, maka kemacetan lalu lintas pun tidak akan terhindarkan pada saat mudik Lebaran.
Sementara, memilih jalan alternatif harus berhati-hati dengan sepeda motor, karena pada malam hari masih ada jalan alternatif yang belum dilengkapi dengan rambu dan lampu penerangan jalan.
"Kemacetan saat mudik tidak bisa dihindari atau dihilangkan. Yang perlu dilakukan adalah mengendalikan kemacetan lalu intas yang terjadi dan fokus pada keselamatan," ujarnya.
Lebih lanjut, Djoko menyebut, di Indonesia baik jalan tol maupun arteri bukan dirancang untuk volume lalu lintas seperti Lebaran yang volumenya luar biasa dalam waktu singkat bergerak bersama, sehingga pengendalian dan pengaturan yang perlu dimatangkan.
"Tol Trans-Jawa masih akan menjadi jalur favorit untuk arus mudik Lebaran 2023. Jalur tol tersebut diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang," ucap dia.
Meski begitu, Djoko mengimbau agar pemudik tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol.
BACA JUGA:
Menurut dia, tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini lantaran sudah tidak adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tidak adanya pembatasan atau larangan perjalanan kondisi mendekati normal pascapandemi COVID-19.
Adapun daerah tujuan terbanyak selama arus Lebaran 2023 adalah Provinsi Jawa Tengah, yakni mencapai 32,75 juta orang atau 26,45 persen.
Kemudian, pilihan moda transportasi masih didominasi mobil pribadi 27,32 juta orang (22,07 persen) dan sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen).
"Jalur utama yang dipilih pengguna mobil dan sepeda motor didominasi Tol Trans-Jawa yakni 9,2 juta orang," pungkas Djoko.