JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) tinggal 230.000 ton.
Menurut dia, stok ini masih cukup untuk operasi pasar.
“CBP 230.000 ton. Kalau untuk operasi pasar masih cukup,” katanya ditemui di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 20 Maret.
Namun, Buwas sapaan akrab Budi Waseso mengkhawatirkan stok cadangan beras yang menipis ini akan berbahya bulan depan.
Mengingat, bulan depan umat muslim akan menjalakan ibadah puasa, di mana pada saat itu konsumsi beras akan meningkat.
“Itu untuk bulan ini, ok. Tapi kan kita ada kepentingan untuk bulan depan, termasuk ada penyaluran bansos yang setiap bulannya 210.000 ton. Nah, itu harus terpenuhi, gitu loh,” ujarnya.
Seperti diketahui, Bulog mulai bulan ini rencananya akan mulai menyalurkan bansos pangan berupa beras sebanyak 210.000 ton per bulan.
Bansos tersebut akan disalurkan kepada 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan rencannya akan diberikan selama tiga bulan.
Sementara, Buwas mengaku baru menyerap 30.000 ton gabah produksi pertani dalam negeri.
“Belum dapat, baru dapat 30.000 ton untuk penyerapan yang sampai dengan saat ini,” tuturnya.
Sekadar informasi, pemerintah menargetkan Perum Bulog untuk dapat menyerap hasil panen petani sebanyak 2,4 juta ton, di mana Bulog menargetkan bisa menyerap 70 persen atau 1,7 juta ton dari target tersebut.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Buwas mengatakan bahwa penyerapan produksi dalam negeri menjadi kepentingan negara. Sebab, CBP digunakan untuk operasi pasar hingga bansos untuk masyarakat kurang mampu.
Untuk mempercepat penyerapan Bulog, kata Buwas, pihaknya dibantu oleh satuan tugas (Satgas) maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Harus, 1,7 juta ton target kita. Saya dibantu satgas pangan, tni juga, semua membantu bulog untuk penyerapan. Jadi saya tidak mau dikira-kira Bulog tidak mau nyerap,” ucapnya.