Dari Kumuh Jadi Necis, SMF Ubah Slum Area di Cirebon Layak Huni
Foto: Dok. SMF

Bagikan:

JAKARTA – PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) disebutkan telah berhasil melakukan pembenahan terhadap kawasan permukiman kumuh dan kemiskinan ekstrem di Panjunan, Kota Cirebon menjadi kawasan perumahan layak huni.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan hal tersebut merupakan wujud komitmen Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh yang merupakan hasil kerja sama dengan Pemkot Cirebon, Kementerian PUPR, dan Kemenko PMK.

“Sebanyak 27 rumah tidak layak huni dibenahi di kawasan padat penduduk tersebut,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Selasa, 21 Maret.

Menurut Ananta, sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, pihaknya terus mengupayakan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Tidak hanya layak huni, kami berharap wilayah Panjunan bisa mengembangkan potensi wisata setempat yang dekat dengan kawasan pesisir di utara pulau Jawa,” tuturnya.

Ananta menjelaskan, sekitar 88 persen warga Panjunan bekerja di sektor kelautan dan perikanan. Kata dia, kondisi permukiman di sekitar cukup memprihatinkan. Selain padat berjejal, sebagian besar hunian warga berdiri dengan atap dan dinding yang rapuh tergerus kerasnya cuaca laut selama bertahun-tahun.

“Kami ingin masyarakat penerima manfaat program ini dapat menjaga dan merawat rumah tersebut agar dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas terealisasinya Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh oleh SMF.

“Ini adalah wujud niat baik dan komitmen kita bersama dalam melaksanakan dukungan penanganan permukiman tidak layak menjadi layak,” ucap Eti.

Selain membangun 27 rumah layak huni, SMF juga menyalurkan bantuan Rp25 juta kepada ibu-ibu pegiat UMKM setempat.

Untuk diketahui, pada sepanjang 2022 BUMN-nya Kementerian Keuangan itu sudah membangun 147 rumah layak huni dengan serapan anggaran mencapai Rp10,4 miliar.

Dana tersebut disebar ke lima lokasi, yaitu di Belu Nusa Tenggara Timur, Surakarta Jawa Tengah, Cirebon Jawa Barat, Mataram Nusa Tenggara Barat, dan Medan Sumatera Utara.