JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF merealisaikan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kawasan Semanggi, Kelurahan Mojo, Surakarta. Ini merupakan hasil kerja sama SMF dengan Pemerintah Kota Surakata dan Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Dinas Cipta Karya, Kementerian PUPR.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, program tersebut merupakan wujud dari komitmen perseroan sebagai Special Mission Vehicle (SPV) dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs khususnya dalam hal pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan. Dia pun berharap program ini dapat menciptakan multiplier effect yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, kata Ananta, Program RLH di Kawasan Semanggi ini diharapkan menjadi sebagai salah satu upaya mengurangi kekumuhan di bantaran sungai, juga turut membantu penanganan kemiskinan ekstrim, dengan merelokasi warga ke permukiman yang lebih layak sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
“Sebagai BUMN dibawah Kementerian Keuangan salah satu tugas kami adalah membantu pendanaan infrastruktur perumahan, salah satunya membantu masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni. Sumber dana SMF berasal dari APBN dan pasar modal, dan Program Kotaku ini merupakan program jangka panjang yang kami lakukan dari Sabang sampai Merauke, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkannya bantuan ini dengan sebaik-baiknya dengan terus menjaga dan merawat rumahnya agar dapat emmberikan manfaat jangka panjang,” tutur Ananta dalam keterangannya, Jumat 18 November.
SMF melalui program inisiatif strategisnya yaitu Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh mendirikan bangunan rumah baru baggi MBR di Kawasan Semanggi. Kawasan tersebut merupakan wilayah relokasi yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah Surakarta bagi warga yang sebelumnya bermukim di kawasan kumuh bantaran Sungai Pemulung Bengawan Solo.
Sebanyak 47 rumah layak huni telah rampung dibangun di wilayah RW 1 Kelurahan Mojo yang memiliki luas 3,72 Ha, yang merupakan bagian dari Kawasan Semanggi yang memiliki total luas 15.368 Ha.
Pembangunan RLH tersebut diawali dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pada 17 Desember 2021 antara antara SMF, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Kota Surakarta yang dikoordinir oleh kementerian koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Hal tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan proses pembangunan yang intensif sejak 25 Januari 2022, dengan menerapkan standar rumah layak huni yang merujuk pada standar Sustainability Development Goals (SDGs).
BACA JUGA:
Melalui program ini SMF mengalirkan bantuan dana hibah sebesar Rp3,2 miliar dengan menggunakan anggaran Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang disalurkan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Surakarta menjadi kota ke-13 yang diresmikan, dari total 16 lokasi yang sudah terealisasi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga NTT.
Sejak tahun 2019 hingga saat ini Perseroan telah merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh sebanyak 370 rumah di 16 lokasi dengan serapan anggaran mencapai Rp27,64 miliar.
Dalam kesempatan tersebut Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka merasa terbantu dengan program ini. "Hari ini hari rumah-rumahnya sudah selesai, warga sudah menerima kuncinya dan bisa segera pindah hari ini, jadi rumahnya bisa segera ditempati, direlokasi,” ucapnya.
Warga Mojo yang mayoritas bermata pencaharian tidak tetap seperti buruh bangunan, petugas parkir, serta buruh serabutan kini bisa memiliki hunian yang layak dan sehat dibandingkan hunian sebelumnya, dimana warga tinggal di sekitar Tanggul Parapet Sungai Pemulung Bengawan Solo yang memiliki karateristik permukiman yang tidak layak, tidak sehat dan tidak teratur yang memadati sepanjang drainase sabuk tanggul Sungai Pemulung Bengawan Solo.