SMF Pugar Kawasan Kumuh di Mataram jadi Pemukiman Contoh Layak Huni
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Keuangan, melalui Special Mission Vehicle (SMV) nya yaitu PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF kembali mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan oleh Pemerintah khususnya pilar ke 11 terkait pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan.

Hal tersebut direalisasikan dengan pembangunan rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kawasan permukiman kumuh Kelurahan Kebun Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Melalui Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, SMF menggelontorkan bantuan dana hibah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar Rp1,5 miliar untuk membenahi 22 unit rumah kumuh warga menjadi rumah layak huni. Dana tersebut disalurkan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tunas Baru, Mataram.

Pada tengah pekan ini rumah layak huni warga di kawasan permukiman kumuh Kebun Sari tersebut diresmikan oleh Walikota Mataram, Mohan Roliskana, dan Direktur Keuangan dan Operasional SMF, Bonai Subiakto.

Setelah dibenahi, kelurahan yang pernah dinobatkan sebagai kelurahan terbaik se-Indonesia dalam pelaksanaan infrastruktur permukiman DFAT (Departement of Foreign and Trade) Australia ini, kini semakin mantap menjadi percontohan bagi kelurahan lainnya.

Adapun Kelurahan Kebun Sari, Kecamatan Ampenan memiliki total luas 14,37 Ha dari luas kelurahan seluas 57,520 Ha yang berdiri berbatasan dengan Kelurahan Pejarakan, Kali Jangkuk dan Jalan Udayana Mataram. Penetapan wilayah yang mayoritas warganya bekerja sebagai buruh serabutan ini menjadi wilayah kumuh, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan SK Kumuh Kota Mataram No.647/IV/2015 Tentang penetapan lokasi permukiman kumuh Kota Mataram.

Mataram menjadi kota ke 16 yang diresmikan dari 21 lokasi yang direalisasikan SMF. Pemilihan kota Mataram merupakan bagian dari keberpihakan Pemerintah dan SMF dalam upaya mendukung pemerataan pembangunan, khususnya di sektor perumahan, pada wilayah tengah Indonesia. Mataram juga merupakan kawasan yang tengah dicanangkan oleh Pemerintah untuk menjadi kawasan kota metropolitan berbasis wisata dan budaya.

Direktur Keuangan dan Operasional SMF, Bonai Subiakto mengatakan bahwa Program ini merupakan wujud dari komitmen SMF sebagai SMV dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, khususnya melalui penghapusan kemiskinan agar dapat mewujudkan pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam tujuan SDGs nomor 11. Program ini tegasnya merupakan upaya sustain Perseroan untuk mengentaskan rumah dengan kategori kumuh dan pengentasan kemiskinan ekstrem.

“Sebagai BUMN dibawah Kementerian Keuangan salah satu tugas kami adalah membantu pendanaan infrastruktur perumahan, salah satunya membantu masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni. Sumber dana SMF berasal dari APBN dan pasar modal, dan Program Kotaku ini merupakan program jangka panjang yang kami lakukan dari Sabang sampai Merauke, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan bantuan ini dengan sebaik-baiknya, dengan terus menjaga dan merawat rumahnya sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang baik dari sosial maupun ekonomi,” ungkap Bonai dalam keterangan pers, Kamis, 13 Juli.

Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh merupakan salah satu inisiatif strategis SMF yang telah bergulir sejak tahun 2018. Hingga saat ini SMF SMF telah merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh total sebanyak 398 rumah dengan serapan anggaran mencapai Rp Rp 28,75 miliar di 21 kota seluruh Indonesia, diantaranya yaitu Yogyakarta, Semarang, Tangerang, Pekalongan, Pontianak, Bukittinggi, Lubuk Linggau, Tanjung Pinang, Makassar, Manado, Solo, Atambua Belu, Medan, Cirebon, Mataram, Pandeglang, Gorontalo, Kupang, Ternate, dan Prabumulih.

Selain itu dalam usaha mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Nusa Tenggara Barat , sebelumnya SMF juga telah merealisasikan inisiatif strategis lainnya yaitu Pembiayaan Homestay di Wilayah NTB, sejak tahun 2019 di Desa Kuta, Desa Mertak, Desa Sembalun Lawang dan Desa Tete Batu dengan memberdayakan 35 unit homestay yang dimiliki dan dikelola oleh warga lokal. Pembiayaan Homestay SMF telah bergulir sejak tahun 2019, secara akumulatif sejak tahun 2019 hingga kini SMF telah merealisasikan Program Pembiayaan Homestay dengan total akumulasi aliran dana mencapai Rp12.794 miliar untuk membiayai 160 homestay di 18 desa di seluruh Indonesia.