Strategi Perry Warjiyo Pimpin BI di Periode Kedua, 7 Hal Ini Bakal Jadi Fokus
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Komisi IX DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028, yakni Perry Warjiyo. Perry yang saat ini menjabat sebagai Gubernur BI, diusulkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur BI untuk kedua kalinya. Lantas, apa strategi Perry Warjiyo pimpin BI di periode kedua?

Strategi Perry Warjiyo Pimpin BI di Periode Kedua

Dalam fit and proper test yang digelar hari ini, Senin, 20 Maret 2023, Perry mengatakan dirinya punya tujuh strategi untuk memimpin BI kedua kalinya selama lima tahun ke depan.

Pertama, yang ingin dilakukan Perry adalah menguatkan kebijakan dan kelembagaan untuk implementasi UU pengembangan dan penguatan sektor keuangan (PPSK).

"Kunci untuk mengawal perekonomian ke depan tentu saja bagaimana kita semua secara nasional bersinergi memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi pada tahun ini, tahun depan dan juga lima tahun ke depan," ucap Perry, disadur dari Antara.

Strategi kedua yang akan dijalankan Perry adalah menguatkan bauran kebijakan. Perry mengatakan, untuk mendukung ketahanan pemulihan dan kebangkitan ekonomi Indonesia ke depan, diperlukan penguatan koordinasi dan juga langkah-langkah ke depan melalui lima respons bauran kebijakan ekonomi nasional.

Lima respons tersebut mencakup penguatan koordinasi fiskal dan moneter, akselerasi transformasi sektor keuangan termasuk implementasi dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), akselerasi transformasi sektor riil termasuk hilirisasi dan inklusi ekonomi dan hijau, digitalisasi ekonomi dan keuangan, serta ekonomi dan keuangan hijau.

"Ini bauran kebijakan ekonomi nasional yang tentu saja perlu kita terus perkuat baik antara Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan tentu saja dukungan dari Komisi XI," tutur Perry.

Melalui strategi ini, prospek prospek ekonomi Indonesia 2023-2024 akan terus melanjutkan pemulihan dan kebangkitan dengan pertumbuhan ekonomi 2023 diprediksi berada di kisaran 4,5-5,3 persen.

Bahkan, sambung Perry, ekonomi Indonesia kemungkinan bisa tumbuh 5,1 persen bahkan 5,2 persen dengan pembukaan ekonomi China.

"Tahun depan bisa lebih tinggi 4,7-5,5 persen didorong oleh konsumsi, ekspor, investasi maupun juga berbagai langkah-langkah perbaikan di UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) maupun di sektor riil," tuturnya.

Ketiga, mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk integrasi ekosistem ekonomi keuangan digital.

"Kami terus melakukan digitalisasi melalui standardisasi layanan-layanan sistem pembayaran melalui QRIS, fast payment, local currency transaction maupun standar nasional open API sebagai satu bahasa dan layanan sistem pembayaran," ucap Perry.

Perry berujar, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital (EKD) dan digital rupiah mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Strategi keempat, Perry bakal melakukan pendalaman pasar uang serta mengembangkan pembiayaan perekonomian berkelanjutan secara hijau atu green and sustainable finance.

Kelima, bersinergi untuk membuat kebijakan dengan pemerintah dan mitra strategis hilirisasi. Termasuk untuk ekonomi keuangan dan yang inklusif.

Keenam, melakukan penguatan kebijakan sinergi dengan pemerintah dan mitra strategis lainnya untuk kerja sama ekonomi dan keuangan internasional.

Strategi ketujuh, Perry Warjiyo bakal melakukan transformasi kelembagaan unntuk menguatkan bank sentral agar semakin profesioal dan memiliki tata kelola baik serta menjunjung akuntabilitas.

Demikian informasi tentang strategi Perry Warjiyo pimpin BI di periode kedua. Baca terus VOI.ID untuk mendapatkan berita menarik lainnya.