Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan membagikan Rp609 miliar atau 20 persen dari laba bersih sebagai dividen kepada pemegang saham. Dengan jumlah tersebut setiap pemegang saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp43,394 per lembar saham.

"Penggunaan hasil laba di mana 20 persen akan dibagkan menjadi dividen, 60 persen buat pemerintah dan 20 persen untuk saham publik," ujar Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 16 Maret.

Sementara itu, sisa laba sebesar 80 persen akan digunakan sebagai laba ditahan. Asal tahu saja, Bank BTN membukukan laba sepanjang tahun 2022 sebesar Rp3,04 triliun.

Lebih lanjut Nixon menuturkan, pada tahun ini perseroan juga telah menetapkan beberapa target kinerja keuangan antara lain kredit dan pembiayaan ditargetkan tumbuh 8 hingga 10 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan juga tumbuh8 hinga 10 persen, laba bersih ditargetkan naik pada kisaran 8 hingga 10 persen serta NPL gross diharapkan membaik pada kisaran 3,2 hingga 3 persen.

Adapun untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menetapkan arah Kebijakan Umum yakni “Perluasan Bisnis Berbasis Ekosistem Perumahan” diantaranya dengan mengoptimalkan kontribusi pada program KPR Subsidi dan meningkatkan KPR Non Subsidi melalui kerja sama developer, agen properti, mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial. Kemudian, meningkatkan kredit high yield (KRING, KAR, KUR) beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive.

Lebih jauh Nixon mnejelaskan, fokus pada penghimpunan DPK Low Cost dengan meningkatkan CASA pada segmen Ritel dan Institusi serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada segmen wholesale banking.

"Lalu, mengembangkan sumber pertumbuhan baru dengan mempercepat implementasi inisiatif digital banking dan digitalisasi proses secara masif yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekonomi perumahan," beber Nixon.

Kemudian meningkatkan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management, digital banking dan corporate. Dan terakhir, mempercepat penyelesaian kredit macet dan melanjutkan inisiatif penjualan aset (asset sales) secara bulk.

“Kami berharap kebijakan umum perseroan 2023 bisa semuanya dilaksanakan, sehingga kinerja keuangan bisa bertumbuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” pungkas Nixon.