JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana melakukan aksi korporasi dengan menerbitkan obligasi sebesar Rp1 triliun. BTN juga berencana menerbitkan Efek Beragun Aset (EBA) sebesar Rp500 miliar di tahun ini.
Direktur Finance BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, rencananya obligasi akan diterbitkan pada kuartal III-2023 dan EBA akan terbit pada kuartal II tahun 2023.
"Obligasi kuartal III Rp1 triliun. EBA kuartal II. Untuk progres obligasi belum, biasnaya 3 bulan sebelunya kita adakan 'beauty contest' untuk memilih lembaga yang terlibat dalam obligasi," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta yang dikutip Jumat 17 Februari.
Dirinya menambahkan, dana obligasi ini nantinya akan digunakan untuk yakni untuk men-support kredit dan bisnis perseroan di tahun 2023 ini.
Selain menerbitkan obligasi, lanjut Nofry, fokus BTN di tahun 2023 adalah untuk meningkatkan porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) terutama current account savin account (CASA).
"BTN punya dua mesin. Satu DPK, satu wholesale yang obligasi. Fokus kita di 2023 meningkatkan porsi DPK terutama casa. Kemudian yang dana wholesale, obligasi kita ada rencana tiap tahun, kita akan rencana terbitkan Rp1 triliun dan EBA sekitar Rp500 miliar. Ini lebih untuk menjaga likuiditas dari pasar EBA dan obligasi," ujarnya.
BACA JUGA:
Laporan keuangan perseroan mencatat kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,53 persen yoy dari Rp274,83 triliun menjadi Rp298,28 triliun per 31 Desember 2022.
Bank BTN juga berhasil meningkatkan DPK sebesar 8,77 persen yoy dari Rp295,97 triliun menjadi Rp321,93 triliun per 31 Desember 2022.
Peningkatan DPK tersebut didorong oleh kenaikan dana murah (CASA) perseroan sebesar 19,13 persen yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022. Dengan peningkatan tersebut, biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13 persen pada akhir 2021 menjadi 2,60 persen.