JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akan membangun buffer zone atau wilayah aman 50 meter dari pagar di kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Pertamina Plumpang, langkah ini sesuai instruksi dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan jika buffer zone idealnya berjarak 500 meter dari pemukiman warga sehingga tidak menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat dan Pertamina di kemudian hari.
Selain buffer zone, obyek vital nasional juga seharusnya dikelilingi patit besar sebaga pengamanan tambahan.
"Bufferzone sebelum tembok harusnya ada parit besar baru nanti ada buffer zone. 50 meter pun terlalu dekat, idealnya 500 meterlah kalau mau tetap dipertahankan sekian waktu," ujar Sugeng dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama Pertamina, Kamis 16 Maret.
Ia beralasan, ledakan pada 3 Maret yang lalu tersebut, Pertamina masih 'diselamatkan' oleh hembusan angin yang mengarah ke pemukiman warga sehingga tidak menimbulkan ledakan tambahan di 23 tangki BBM lainnya di Depo Plumpang.
"Bayangkan kalau anginnya mengarah ke tengki, meledak satu tengki, 23 lain bisa terbakar. Allah masih sayang sehingga tidak terjadi bencana yang dramatik dan bisa menimbulkan keadaan darurat bisa saja pemilu tertunda dan sebagainya," imbuh SUgeng.
Sugeng juga meminta audittotal kepada seluruh aset dan fasilitas migas Indonesia karena beberapa fasilitas yang dibangun pada tahun 1970-an.
BACA JUGA:
"Berdirinya fasilitas tersebut sudah jauh berbeda dengan sekarang. Tingkan humiditi, perubahan iklim dan sebagainya sehingga standar keamanan memang harus diperhatikan. Terlebih ini dibangun tahun 1974 dengan kualifikasi bahan metalurgi berbeda dengan tantangan lingkungan dan alam hari ini sehingga memerlukan audit total," beber Sugeng.
Pertimbangan lain adalah ancaman terorisme yang bisa saja menyebabkan musibah lain. Pasalnya Depo Plumpang juga dekat dengan jalan tol sehingga audit total dan buffer zone tambahan sangat dibutuhkan.
"Ancaman lain bagi Plumpang juga bahaya yaitu ancaman terorisme, itu lintas tol tinggal pistol juga sampai. Kasarnya begitu betapa sudah sangat bahaya dari aspek strategis dan keamanan ibu kota negara," pungkas Sugeng.