Antisipasi Penyelewengan, Pupuk Indonesia Bakal Pasang Chip di Karung Berlabel Subsidi
SPV Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berencana untuk memasang chip di karung-karung pupuk subsidi. Langkah ini dilakukan perseroan untuk mengatasi penyelewengan pupuk subsidi.

SPV Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan dengan chip ini perseroan dapat melacak pergerakan pupuk subsidi tersebut.

“Yang kita siapkan juga tapi belum kita implementasikan karena satu dan lain hal, yakni tracking system di karung. Kita pasang di karung kita ada chip. Bukan chip sih, semacam chip di setiap karung. Nantinya bisa digunakan untuk tracking barang,” katanya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 13 Maret.

Terkait dengan rencana ini, Wijaya berharap dapat segera diimpelmtasikan. Mengingat, berdasarkan hasil penyelidikan memang masih terjadi penyelewengan pupuk subsidi. Bahkan pihaknya sudah melakukan uji coba terkait rencana ini.

“Uji coba lama, riil time masukan karung dilempar ke sana kemari tes copot atau luntur. Kita sedang kembangkan,” ujarnya.

Terkait dengan penyelewengan pupuk subsidi, Wijaya mengatakan jika terjadi penyelewengan di tingkat distributor atau kios, pihaknya akan mudah melacak. Sebab, masih dalam kendali PT Pupuk Indonesia.

“Kalau distributor nakal, silakan lapor. Kita akan cek, kalau memang nakal kita pecat,” jelasnya.

Menurut Wijaya, yang menjadi permasalahan justru ketika pupuk subdisi sudah keluar dari kios. Sebab, ketika pupuk sudah keluar maka PT Pupuk Indonesia tidak bisa memastikan siapa yang sebetulnya membeli pupuk.

“Tahun lalu kita sempat ke Ngawi (Jawa Timur), di sana ada penumpukan pupuk subsidi. Jadi pupuk yang sudah diterima petani itu ada yang ngumpulin. Kemudian dijual lagi ke petani di daerah lain dengan harga yang lebih mahal,” tuturnya.

Selain mengembangkan chip, kata Wijaya, pihaknya juga membuat ritel manajemen sistem dengan nama Rekan.

“Rekan ini adalah kaya semacam apps yang dimiliki, yang dipasang distributor dan kios untuk melakukan tracking (pengecekan) barang masuk dan keluar,” jelasnya.