Bagikan:

JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) membenarkan potensi ledakan di pabrik pupuk bakal jauh lebih besar dampaknya jika dibandingkan dengan insiden kebakaran yang terjadi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau kilang minyak.

SVP Corporate Secretary Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menjelaskan, pabrik pupuk memiliki komponen bahan baku yang cukup berbahaya.

Salah satunya yakni amoniak. Karena itu, potensi ledakannya akan jauh lebih besar.

“Pabrik pupuk punya risiko (besar), pabrik pupuk juga masuk objek vital nasional. Karena ada bahan baku bersifat eksplosif. Jadi Pupuk Indonesia Group, kita sudah tindak lanjuti,” katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 13 Maret.

Karena itu, lanjut Wijaya, perseroan sudah melakukan sejumlah langkah mitigasi atau pencegahan agar tidak mencelakai masyarakat yang tinggal di daerah sekitar pabrik.

“Jadi memang Pupuk Indonesia Group sebelum Pak Erick Thobir meminta (untuk memitigasi), sudah kita tindaklanjuti, sudah kita lakukan,” tuturnya.

Wijaya mengatakan, sejumlah cara yang dilakukan Pupuk Indonesia mulai dari pembenahan zona aman (buffer zone) serta melakukan aturan-aturan terkait aspek keselamatan.

“Kita selalu menjaga yang namanya buffer zone area untuk penyangga pabrik dan permukiman penduduk kita sudah dilakukan,” ucap Wijaya.

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan green barrier sebagai penyanggah antara pabrik dengan pemukiman.

Bahkan, kawasan pabrik di Bontang, Kalimantan Timur dan Gresik, Jawa Timur juga dijaga ketat dengan dilengkapi pangkalan rudal.

Untuk saat ini, sambung Wijaya, jarak aman antara pabrik pupuk dengan pemukiman warga terbilang cukup aman, yaitu di atas 500 meter.

“Intinya kita punya alat dan prosedur supaya kalau terjadi apa-apa masyarakat tidak terdampak. Selain alat, kita punya prosedur tanggap darurat masyarakat di daerah,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut ada potensi kebakaran lebih besar dari yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Karena itu, Erick meminta BUMN yang memiliki objek vital nasional untuk menata ulang kawasannya.

Adapun sejumlah BUMN yang memiliki wilayah bisnis di objek vital nasional di antaranya, Pertamina, Pupuk Indonesia, Mind ID, hingga PLN.

Erick menilai objek vital nasional milik Pupuk Indonesia punya risiko yang lebih besar ketimbang kejadian di Depo Pertamina Plumpang.

Karena itu, kata dia, penataan kawasan menjadi hal yang sangat penting.

“Saya rasa, sama, konsekuensinya kan kalau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ini kan membahayakan warga sekitarnya. Pupuk (Pupuk Indonesia) itu lebih bahaya lagi, Pupuk itu ada gas ada amonia, kalau terjadi suatu yang tidak diinginkan, itu ledakannya seperti bom. Jadi zonanya itu lebih bahaya lagi," ujarnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Sabtu, 4 Maret.