Bagikan:

JAKARTA - Salah satu perusahaan konsorsium dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) Air Products and Chemicals, Inc. dikabarkan mundur.

Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan ada surat pengunduran diri dari Air Product namun dirinya enggan mengklarifikasi mundurnya perusahaan asal Amerika tersebut.

"Sejauh ini kami belum klarifikasi tapi sudah diskusikan dengan kementerian terkait dan sekarang sedang berproses," jarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 9 Maret.

Terkait kelanjutan proyek DME ini, Rafli mengatakan jika proyek ini tetap berjalan sesuai rencana awal agar menjaga amanat pemerintah dalam bidang hilirisasi batu bara.

"Kami tetap lanjutkan proyek coal to DME menjadi langkah PTBA dalam jaga amanat pemerintah dalam bidang hilirisasi batu bara. Ini berupa kontribusi dalam mendukung energi nasional. Ini yang bisa kita sampaikan," bebernya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menambahkan jika saat ini PTBA sudah menyiapkan kawasan khusus hilirisasi yang akan diubah menjadi Kawasan EKonomi Khusus hilirisasi sehingga kemunduran Air Product tidak mengganggu kemajuan proyek.

"Kami di PTBA sudah siapkan kawasan ekonomi khusus untuk hilirisasi sampai saat ini pembebasan lahan sudah kami lakukan, kami sudah siapkan lahan dan perizinan sudah didapat,” kata Arsal.

Untuk KEK hilirisasi ini Arsal mengungkapkan jika pihaknya menyiapkan kawas seluas 595 hektar dan sudah mengantongi izin KEK.

"Hilirisasi ini engga hanya DME tapi juga turunan lain dari batu bara jadi gasifikasi, kemudian bisa jadi metanol, etanol, atau DME atau turunan lainnya," bebernya

Sebagai informasi, Air Products and Chemicals Inc membentuk konsorsium bersama dengan PTBA dan juga PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan perusahaan patungan yang fokus pada bisnis pengolahan batu bara dan produk turunan batu bara di Sumatera Selatan (Sumsel).