Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum yang layak dan berkelanjutan. Salah satunya di kawasan pedesaan melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dengan pola padat karya tunai.

Diketahui, capaian akses air minum layak di Indonesia adalah 90 persen, baik yang piping water supply maupun yang non piping. Sementara, capaian sanitasi yang layak mencapai 81 persen, hingga saat ini.

Oleh karena itu. Kementerian PUPR pun menargetkan akses air minum layak hingga 100 persen dan akses terhadap sanitasi mencapai 90 persen.

Pada Tahun Anggaran (TA) 2023, pelaksanaan Pamsimas bersumber dari APBN dengan sasaran 1.063 desa/ kelurahan di seluruh Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Pamsimas merupakan bagian dari program penyediaan air minum. Kalau di perkotaan punya SPAM reguler atau IKK, di pedesaan ada Pamsimas yang sudah dilaksanakan sejak 15 tahun lalu.

"Saat ini, sudah ada sekitar 37.000 unit Pamsimas dan telah melayani 25,9 juta jiwa," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 7 Maret.

Kegiatan Pamsimas dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pengelolaan sarana terbangun dengan mengedepankan kearifan lokal di masing-masing wilayah. Target utama program Pamsimas, yakni di daerah yang tidak punya air.

"Tugas dari para pendamping agar dapat mengarahkan sasarannya," ujarnya.

Selain harus tepat sasaran, lanjut Basuki, pengelola juga harus dilatih supaya dapat menjaga keberlanjutan operasional dari Pamsimas yang telah dibangun.

"Kementerian PUPR juga mengajak pemerintah daerah untuk berkolaborasi bersama dalam penyediaan air minum kepada masyarakat," imbuhnya.