JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa pergerakan masyarakat mencapai 123,8 juta orang selama masa Lebaran 2023 (Idulfitri 1444 H).
Adapun prediksi pergerakan masyarakat tersebut merupakan hasil survei potensi yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT).
“Jumlah ini meningkat 14,2 persen jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran tahun 2022 lalu yang mencapai 85,5 juta orang,” ujar Budi kepada wartawan, Selasa, 7 Maret.
Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kata Budi, Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi.
“Baik berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lainnya agar penyelenggaraan mudik tahun ini dapat berjalan dengan selamat, aman, dan terkendali,” ujarnya.
Faktor Pendorong Tingginya Pergerakan Masyarakat
Budi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini. Di antaranya yaitu tidak adanya PPKM, dan memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pasca pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
“Lalu, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu,” tuturnya.
Karena itu, Budi menilai penanganan arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini sangat menantang. “Maka itu kami telah menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun,” katanya.
“Selain itu, evaluasi dari penyelenggaraan mudik serta Natal dan tahun baru sebelumnya menjadi bekal penting sebagai pelajaran agar tahun ini bisa lebih baik lagi,” tutur Menhub.